BANDA ACEH – Tabloidbintang.com berduka, pemimpin redaksi kami, Tubagus Guritno meninggal dunia, Rabu (10/08) kemarin. Tanpa sakit. Semua terjadi begitu mendadak, tiba-tiba. Pagi kemarin, salah satu tim redaksi kami mendapat telepon dari istrinya yang mengabarkan Guritno jatuh pingsan di kantor imigrasi saat mengantar anaknya membuat paspor. Tentu saja kami sangat terkejut mendengar kabar itu. Makin terhenyak lagi ketika beberapa saat kemudian teman itu kembali mendapat kabar dari istrinya kalau Guritno sudah berpulang. Ya Tuhan Gurtino, dia masih sangat muda, 45 tahun, kondisi fisiknya sejauh yang kami tahu sangat prima. Tubuhnya yang tinggi besar tampak selalu bugar. Segala macam olahraga, termasuk mendaki gunung, sering dilakukan. Tapi Tuhan yang berkuasa atas umur setiap manusia. Sungguh pun teramat berat, kami semua, dan terutama keluarganya, harus mengikhlaskannya.
Tubagus Guritno bergabung dengan tabloidbintang.com sejak awal, tepatnya awal tahun 2010. Petama bergabung di grup Media Bintang Indonsia di awal 2000 dengan menjadi reporter tabloid Bintang Indonesia cetak. Sempat keluar pindah ke media lain setelah menikah dengan sesama karyawan Bintang. Di perusahaan kami jika ada karyawan yang menjadi suami-istri salah satu harus mengundurkan diri. Guritno yang memilih mengundurkan diri, sementara istrinya tetap bekerja di Bintang.
Sepanjang kariernya di grup Bintang Indonesia, Guritno pernah tiga kali keluar dan tiga kali pula kembali masuk. Pernah bekerja di tabloid sejenis Bintang, lalu di perusahaan TV berbayar, pernah pula bekerja di media online, sebelum akhirnya kembali ke Bintang dan ikut mendirikan tabloidbintang.com.
Punya pengalaman bekerja di media online, Tubagus Guritno salah satu perintis yang membangung tabloidbintang.com. Waktu itu di grup perusahaan kami tak ada yang punya pengalaman mengelola media online. Perusahaan media tentu saja tak bisa dibuat dengan modal browsing sana-sini. Pengalaman nyata bagaimanapun jauh lebih berguna. Mula-mula menjadi reporter. Guritno juga yang kemudian mengajak beberapa teman bergabung. Ketika tim sudah makin lengkap dan organisasi harus ditata lebih rapi agar kinerja makin efisien, Guritno ditunjuk menjadi redaktur pelaksana. Posisi redaktur pelaksana terus dijalankan Guritno sebelum akhirnya ditunjuk jadi pemimpin redaksi pada tahun 2020.
Menjadi pemimpin redaksi di satu media saat perusahaan dalam masa transisi, jelas bukan pekerjaan yang mudah. Tapi semua yang mengenalnya tahu Tubagus Guritno adalah sosok yang percaya diri, pemberani, dan siap mengadapi segala macam tantangan. Tanggung jawab sebagai pemimpin redaksi tabloidbintang.com, dengan segala tantangan yang dihadapi, terus diemban sampai akhir hayatnya.
Dalam pergaulan sehari-hari Guritno dikenal sangat setia kawan. Dia dengan ringan tangan membantu siapapun. Kalau dapat rejeki dia juga dengan enteng berbagi dengan siapapun. Sekali waktu mal di depan kantor kami ada sale sepatu olahraga. Guritno pergi ke mal itu dan balik kantor sambil membawa sepatu banyak sekali. Gur buat apa beli sepatu sebanyak itu?. Buat anak-anak, jawabnya. Saya menyangka dia membeli sepatu buat anaknya, tapi ternyata bukan, sepatu-sepatu itu dibeli untuk dibagikan pada OB di kantor kami.
Sebagai manusia, seperti juga kita semua, Tubagus Guritno bukan manusia yang sempurna. Ada kalanya melakukan kesalahan juga melakukan hal-hal manusiawi lainnnya. Tapi sulit untuk tidak mengatakan betapa kami sangat kehilangan atas kepergian mendadak Tubagus Guritno.
Jenazah Tubagus Guritno sudah dimakamkan di pemakaman keluarga Husen Kartaatmadja, di desa Palasari, Bogor, dengan diantar istri dan keempat anaknya yang sangat berduka dan kehilangan, keluarga dan para sahabatnya, Rabu kemarin. Semasa hidup, selain berprofesi sebagai wartawan, Tubagus Guritno juga aktif di organisasi Pramuka.
Selamat jalan Tubagus Guritno, beristirahatlah dalam damai, kami akan merindukanmu, mendoakanmu. Semoga istri dan anak-anak yang kamu ditinggalkan diberi kesabaran, keikhlasan, kemudahan juga kekuatan. Amin.