BANDA ACEH – Irjen Ferdy Sambo berbicara kepada penyidik dari Timsus di Mako Brimob, Kelapa Dua, Jakarta. Irjen Dedy Prasetyo membeberkan ke publik. Kadiv Humas Mabes Polri itu mengatakan, kepada penyidik Sambo mengaku memerintahkan pembunuhan terhadap Brigadir J, karena almarhum telah merusak martabat keluarganya. Apakah Sambo menegakkan siri?
Martabat seperti apa yang dimaksud Sambo? Irjen Dedy tak menjelaskan lebih jauh. Menurutnya, motif itu tidak akan dibuka terlalu dalam, karena akan melukai perasaan beberapa pihak. Dia mempersilakan untuk mengikuti hingga ke pengadilan, tempat di mana motif itu akan diungkap terang benderang.
Penuturan Bharada E ke eks pengacaranya, Deolipa, saat di Magelang, Putri Candrawathi, istri Irjen Sambo, sempat menelepon Bharada E. Putri mencari Bripka Ricky sambil menangis. Lalu, Bharada E memberikan ponselnya ke Bripka Ricky. Usai itu, Bripka Ricky bergegas pulang ke rumah di Magelang, menemui Putri. Namun, Deolipa juga mengaku tak mendapatkan penjelasan rinci seperti apa peristiwa di Magelang.
Sambo juga mengaku, dia mendapat pengaduan dari istrinya, kalau telah diperlakukan kurang elok oleh Brigadir J, memicu amarah Sambo, kemudian merencanakan pembunuhan. Hanya saja, rincian perlakuan kurang elok itu juga tak dibeber lebih dalam.
Siri atau Longko, Konsep Harga Diri Masyarakat Sulsel
Isu pelecehan seksual memang telah mewarnai kasus ini sejak pertama kali bergulir. Betulkah Sambo melakukan pembunuhan itu demi menegakkan harga dirinya?
Sambo lahir dan besar di tanah Bugis. Dia lahir di Barru, Sulsel kemudian besar di Kota Makassar. Namun, Sambo berasal dari suku Toraja, Sulsel.
Kultur di Bugis-Makassar, Sulsel, memang dikenal konsep siri’ atau harga diri. Suku Toraja mengenalnya dengan Longko’ yang maknanya hampir sama.
Siri’ yakni rasa malu yang erat kaitannya dengan harga diri. Nilai-nilai dalam Siri’ tersebut senantiasa dipertahankan dalam tatanan kehidupan masyarakat Sulsel. Bahkan warga Sulsel yang berada di luar, juga tetap menjaga.