NASIONAL
NASIONAL

Ketua MPR Waspadai Cadangan Devisa RI Tergerus Akibat Bayar Utang dan Bunganya

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet menyebut pemerintah perlu mewaspadai pembayaran kupon dan utang jatuh tempo dapat berdampak kepada pengurangan cadangan devisa negara.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Hal ini seiring dengan adanya potensi krisis global. Dia memaparkan tantangan yang harus dihadapi pemerintah di sektor fiskal adalah normalisasi defisit anggaran kurang dari 3 persen, menjaga proporsi utang luar negeri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dan keberlanjutan pembiayaan infrastruktur.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Sementara di segi moneter, tantangan terbesar adalah mengendalikan laju inflasi, menjaga cadangan devisa dan stabilitas nilai tukar Rupiah.

Berita Lainnya:
Coreng Nama Institusi, Kejagung Diminta Copot Jaksa Amiruddin
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Bamsoet mengatakan, penyusunan prioritas dan re-alokasi anggaran secara tepat diperlukan sebagai strategi jangka pendek dalam menghadapi potensi krisis global.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Kebijakan burden sharing tidak hanya dengan moneter, tetapi juga dengan dunia usaha, dapat menjadi opsi dalam upaya pembiayaan ketidakpastian di masa mendatang,” ujarnya dalam Sidang Tahunan MPR/DPR RI, Selasa (16/8).

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Dia melanjutkan, selain strategi jangka pendek dalam menyusun anggaran negara, pemerintah juga perlu menyusun strategi jangka panjang, yakni perencanaan pembayaran utang setidaknya untuk 30 tahun ke depan.

Berita Lainnya:
Basuki Hadimuljono Resmi Jadi Kepala Otorita IKN: Rumahnya Pernah Digusur, Orang Kepercayaan Jokowi
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Menurut Bamsoet, peningkatan utang yang signifikan menimbulkan beban pembayaran bunga tambahan. Hal ini pun harus dilakukan bersamaan dengan memastikan kondisi fiskal dan moneter tetap terjaga.

“Di sisi lain, pembayaran kupon dan jatuh tempo utang pemerintah, akan berdampak pada pengurangan cadangan devisa,” ungkapnya.

Dia pun memaparkan, berdasarkan data bulan Juli 2022, kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri Indonesia sebesar USD 21,6 miliar per bulan. Adapun posisi cadangan devisa Indonesia pada bulan Juli ini, masih senilai lebih dari dua kali lipat dari standar kecukupan internasional.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya