Kavita Krishnan, seorang politisi dan aktivis hak-hak perempuan, berbicara kepada The National, “Apa dasar keputusan pemerintah Gujarat untuk membebaskan orang-orang itu pada 15 Agustus 2022, untuk merayakan apa yang disebut PM Modi sebagai ‘Amrit Kaal’ India (istilah astrologi yang menandakan waktu yang tepat untuk memulai usaha baru)? Apakah remisi dan kebebasan merupakan hadiah untuk pemerkosaan dan pembunuhan Muslim?”
“Penghukuman pembunuh komunal dan pemerkosa bagaimanapun juga merupakan penyimpangan di India, bukan aturannya,” tambahnya.
“Apakah remisi bermaksud untuk mengembalikan aturan impunitas bagi pembunuh dan pemerkosa komunal?,” tanyanya.
Partai Kongres oposisi juga mengutuk keputusan tersebut.
“Selama kerusuhan Gujarat, Bilkis Bano yang sedang hamil diperkosa beramai-ramai, tujuh anggota keluarganya juga tewas dalam kekerasan itu. Semua pelaku dalam kasus ini dibebaskan oleh pemerintah Gujarat pada Hari Kemerdekaan,” katanya.
Semua peristiwa keji yang dialami Bano bermula saat kekerasan meletus di kota negara bagian Godhra pada Februari 2002 setelah pembunuhan 59 peziarah Hindu oleh Muslim yang dituduh membakar gerbong kereta saat mereka kembali dari kota suci Hindu Ayodhya.
Pada saat itu, Modi adalah kepala menteri negara bagian.
Lebih dari 1.000 orang, kebanyakan dari mereka Muslim, tewas dalam beberapa hari kerusuhan di negara bagian itu, yang dianggap sebagai salah satu contoh kekerasan sektarian terburuk di India modern.
Bano yang berasal dari Randhikpur wilayah dekat Ahmedabad, dan 15 orang lainnya, termasuk putrinya yang masih balita bernama Saleha dan keponakan perempuannya yang berusia sehari, telah meninggalkan desa mereka tetapi disergap oleh gerombolan Hindu bersenjatakan arit, pedang, dan tongkat.
Dia kemudian diperkosa beramai-ramai dan putrinya yang berusia 3 tahun direnggut dari lengannya dan kepalanya dibenturkan dengan batu. Enam anggota keluarga berhasil melarikan diri dan tujuh lainnya yang mayatnya tidak ditemukan kemudian dinyatakan meninggal. Sesuai hukum India yang menganggap siapa pun yang hilang selama lebih dari tujuh tahun dianggap mati.