NASIONAL
NASIONAL

Soroti Pengusutan Kasus Brigadir J, Usman Hamid: Ada 2 Kelompok di Tubuh Polri Bersaing Tak Sehat

image_pdfimage_print

BANDA ACEH –Usman Hamid, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, menilai kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, menunjukkan adanya friksi di internal Polri.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Menurut Usman, ada dua kelompok saling bersaing secara tidak sehat di dalam internal kepolisian.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Di balik soal skandal yang terlihat ini, terlihat semacam friksi di dalam internal kepolisian, ada semacam kompetisi yang tidak sehat, yang dua-duanya ada di dalam (Polri),” ucap Usman dalam Webinar Masa Depan Reformasi Lembaga Penegak Hukum, Sabtu (27/8/2022).

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Usman mengungkapkan, satu kelompok menunjukan loyalitas kepada negara dan hukum. Sedangkan kelompok lainnya memiliki loyalitas kepada pihak-pihak yang mendanai.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Antara loyalitas kepada hukum kepada negara, dengan loyalitas kepada kelompoknya atau sumber pendanaan besar kepada mereka,” tutur Usman.

Berita Lainnya:
Pegawai Komdigi Terlibat Judol, Wamen Nezar Patria Ngaku Kebobolan
ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Usman lantas menyoroti rekayasa yang dilakukan pada awal penyidikan kasus pembunuhan Brigadir Yosua.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Menurut Usman, polisi sangat lambat mengusut kasus ini pada awal-awal penyidikan.

“Proses pengusutannya pun begitu lambat di awal, dan kelihatan sekali ada gejala psikologi hierarkis, ditambah dengan apa kata Menko Polhukam, psikologi politis,” ulas Usman.

Usman menilai, kasus pembunuhan Brigadir Yosua yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, menjadi momentum reformasi institusi Polri.

Dirinya mengatakan publik harus memanfaatkan momen ini untuk mereformasi Polri.

“Ini momen penting, tak ada momen penting di masa era reformasi, selain bagaimana kita memanfaatkan momen ini supaya tidak keluar dari garis reformasi polisi,” paparnya.

Berita Lainnya:
Tabrak Bocah 9 Tahun, Truk Tanah Tujuan PIK 2 Diserbu Warga

Dirinya berharap momen ini tidak hanya dimanfaatkan oleh kepentingan segelintir pihak.

“Bukan sekadar tindakan yang dimanfaatkan kelompok kepentingan sepihak atau kasus ini untuk tujuan di luar reformasi kepolisian,” ucap Usman.

Dalam kasus yang menjerat Ferdy Sambo ini, Usman menilai pengawasan masyarakat sipil sangat kuat.

Masyarakat memiliki andil memastikan penyidikan kasus ini berjalan baik.

“Dalam kasus Ferdy Sambo kemarin, saya kira pengawasan yang paling kuat adalah pengawasan publik. Media massa, pengawasan publik melalui lembaga masyarakat,” tutur Usman.

Seperti diketahui, sidang kode etik dan profesi Polri (KKEP) memutuskan memecat Irjen Pol Ferdy Sambo.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya