UDANG vaname (whiteleg shrimp) adalah salah satu komoditi perikanan yang diminati pasar global. Jenis udang ini digunakan dalam berbagai hidangan dan merupakan salah satu yang dapat dibudidayakan di air tawar.
Tidak heran jika komoditi ini menjadi salah satu sektor budidaya ikan yang diprioritaskan dalam pengembangan akuakultur di Indonesia.
Tidak hanya itu, berdasarkan data Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Situbondo, budidaya udang vaname memiliki peran yang signifikan dalam kapasitas ekspor bidang ikan budidaya.
Volum ekspor yang naik semenjak tahun 2019, ditargetkan untuk terus menggulung hingga mencapai kenaikan sebesar 250% pada tahun 2024. Hal ini menunjukan bahwa sektor ini akan membuka naiknya kebutuhan dan peluang sumber daya manusia untuk mengelola tambak udang vaname di Indonesia.
Budidaya udang vaname mudah dilakukan, baik dari sisi modal maupun lahan. Bahkan, Anda dapat membuat tambak udang dari lahan sekitar rumah.
Walaupun demikian, Anda perlu mempelajari setiap tahapan terlebih dahulu sebelum terjun ke dalam industri tambak udang yang satu ini. Berikut ini adalah tahapan persiapan hingga panen untuk tambak udang.
Tahap Persiapan Tambak Udang
Sebelum menebar benur/ bibit udang dan lainnya, Anda perlu menentukan lokasi lahan dan mengkondisikan habitat tempat budidaya udang vaname. Menariknya, Anda dapat memilih menggunakan kolam terpal atau tambak untuk memelihara udang vaname.
Persiapan untuk tambak dimulai dengan pengeringan tambak agar gas beracun terbuang dan memberantas berbagai bakteri pengganggu atau hama. Umumnya, tambak dikeringkan selama kurang lebih 3 hari.
Setelah itu, lakukan pembajakan tambak untuk membersihkan habitat udang vaname dari sisa pakan, lumpur dan sampah yang mengendap di dasar tanah.
Ketika pembajakan selesai dilakukan dengan seksama, maka lakukanlah pemeriksaan pH/tingkat keasaman pada air yang digunakan untuk tambak udang. pH air perlu dinetralisir dengan penaburan kapur atau yang disebut juga dolomit dengan takaran yang berbeda berdasarkan pH air untuk tambak. Proses pengapuran biasanya memakan waktu 2-3 hari.
Setelah pH air sudah menjadi normal, proses persiapan selanjutnya membutuhkan ketekunan mulai dari membuang lumpur sisa dan pengeringan kembali, pemberian kapur pertanian, kapur tohor, dan dolomit. Diikuti dengan pemupukan organik, hingga pengisian air kolam secara bertahap dan mengembak biakkan mikroorganisme sebagai pakan alami udang vaname, seperti plankton.
Tahap Memilih Benur dan Penebaran
Pilih benur atau bibit udang dengan kriteria yang baik juga tidak boleh dianggap sepele. Benur yang layak dibudidayakan memiliki setidaknya ciri-ciri kriteria berikut ini:
- Sehat: dilihat dari ukuran yang seragam minimal 0,8cm, organ tubuh yang lengkap dan tidak cacat, anatomi tubuh ramping dan memanjang, bersih dari kotoran dan lumut,
- Mobilitas lincah dan aktif
- bersertifikat
Benur juga perlu waktu untuk adaptasi dengan habitat barunya, agar tidak stres dan memiliki kelangsungan hidup yang baik.
Penebaran benur juga butuh perhitungan. Bibit udang vaname dikenal memiliki sifat kanibalisme, sehingga ada jumlah ideal benur per meter persegi, yaitu 50 – 100 ekor/m2.
Tahap Budidaya Udang Vaname dan Panen
Pada tahap pengelolaan, petambak wajib memperhatikan keadaan habitat udang vaname, seperti sirkulasi dan kondisi air (suhu air, salinitas, suplai oksigen terlarut, kadar amonia hingga kecerahan).
Pemilihan pangan juga perlu diatur dengan tepat. Perhatikan jumlah porsi pakan, dan juga kadar protein agar mencukupi kebutuhan udang, dan tidak mencemari lingkungan tambak udang.
Udang vaname bisa dipanen setelah 3-4 bulan, atau sekitar 100 hari. Sebelum panen, disarankan untuk melakukan pengapuran sebagai pencegahan proses pergantian cangkang.
Ketika bobot udang telah mencapai 16 – 20 gr/ ekor, panen dapat Anda lakukan secara parsial menggunakan jala, atau secara total. Untuk menjaga kualitas dan kesegaran, panen dapat dilakukan di malam hari.
Seluruh proses ini memakan tenaga dan energi yang tidak sedikit. Tetapi, pemantauan dan pengelolaan hingga panen tambak udang vaname bisa dilakukan dengan lebih efisien dan sistematis menggunakan aplikasi pengelolaan tambak udang.
Anda juga dapat mengkonsultasikan budidaya di Aplikasi eFarm dengan ahli secara gratis tanpa perlu meninggalkan tambak udang vaname Anda.[]