NAGAN RAYA – Dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), segmen peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) menjadi salah satu segmen yang memiliki peserta paling banyak, khususnya di Provinsi Aceh.
Salah satunya adalah Mursyida (29), warga Gampong Cot Mee Kecamatan Tadu Raya, Kabupaten Nagan Raya. Wanita yang akrab disapa Syida ini menceritakan pengalamannya sekeluarga selama menjadi peserta Program JKN.
Menurutnya, selama ini sudah banyak masyarakat yang kurang mampu termasuk dirinya dan keluarga merasa terbantu untuk berobat berkat kehadiran Program JKN.
“Pengalaman yang paling berkesan pakai kartu JKN itu ketika saya dirawat karena sakit maag pada saat kuliah dulu. Sebagai anak yang tumbuh dalam keluarga biasa saja, tentu biaya berobat menjadi salah satu beban bagi kami. Namun, ternyata semua biaya tersebut jadi gratis karena kami sudah terdaftar menjadi peserta JKN,” jelas Syida.
Sejak terdaftar sebagai peserta JKN tahun 2015 lalu, Syida tidak pernah mendapatkan kesulitan saat mengakses pelayanan kesehatan, baik saat berobat ketika sakit, saat memeriksakan kandungan hingga saat melahirkan.
Kata Syida, pelayanan yang diberikan kepada peserta JKN sangat memuaskan, karena petugas medis yang bertugas di Puskesmas maupun rumah sakit selalu memberikan pelayanan tanpa melihat status kepesertaannya.
“Senang sekali rasanya kini kami tidak perlu memikirkan biaya lagi ketika hendak berobat. Bahkan pelayanan yang diberikan juga terasa nyaman bagi kami walaupun kami hanya peserta yang dibayarkan iurannya oleh pemerintah. Proses melahirkan memang menakutkan, tapi lebih takut lagi kalau setelah melahirkan tidak bisa bayar biaya bersalin. Untungnya ada Program JKN yang bisa kami gunakan manfaatnya hingga sekarang,” ungkapnya.
Syida juga mengaku selama menjadi peserta JKN, dirinya sudah tidak takut lagi untuk memeriksakan kondisi kesehatannya termasuk ketika hamil dan melahirkan. Bahkan dirinya sangat bersyukur masih menjadi peserta JKN hingga saat ini. Di akhir perbincangan, Syida berharap Program JKN dapat menolong lebih banyak orang terutama masyarakat menengah ke bawah yang selama ini tidak berani berobat karena takut akan biaya mahal.[]
Editor : Biro Meulaboh.