NASIONAL
NASIONAL

Ini Pengakuan Oknum Bhayangkari yang Ditangkap Basah Suaminya di Hotel

image_pdfimage_print

BANDA ACEH –EF (23) oknum Bhayangkari Polres Banyuasin yang ditangkap basah oleh suaminya saat berada di Hotel di Palembang, kini sudah dipulangkan setelah menjalani pemeriksaan selama 1×24 jam. Namun EF masih menjalani wajib lapor sebanyak 2 kaki setiap minggu di Polsek IB I Palembang.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Dan saat ditemui di rumah orangtuanya, EF menceritakan apa yang sebenarnya terjadi sebelum dirinya ditangkap basah di dalam kamar hotel bintang 5 di Palembang bersama MI, pria idamannya.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Diceritakan EF yang telah memiliki anak dari pernikahannya dengan AP (24), memang awal sebelum menikah, sudah ada tanda-tanda ketidakharmonisan dari pihak mertuanya sampai berjalannya resepsi pernikahan.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Contohnya uang dari tamu undangan yang hadir diambil oleh keluarga mempelai pria,” katanya, dikutip Sabtu (3/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Selain itu juga ia telah mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sejak hamil empat bulan, bahkan salah satu tindak penganiayaan yang sempat dilaporkannya ke polisi yakni peristiwa saat perjalanan pulang dari rumahnya ke arah Pangkalan Balai menggunakan mobil.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Saat di dalam mobil aku dianiaya. Mobil berenti di SPBU, lalu aku ditendang, dipukul menggunakan tangan kosong dan tangan aku diborgol. Itu gara-gara aku minta izin untuk mengurus nenek yang sakit di rumah aku,” ungkap EF.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Dilanjutkan EF, saat itu kondisi sedang pandemi, dan tidak berani membawa neneknya ke RS karena takut akan divonis Covid-19.

Berita Lainnya:
Terungkap, Ternyata Ini Profil Intan Srinita yang Viral di Medsos, Netizen: Oh Ini Toh Orangnya?

“Pas itu pademi, nenek aku sakit yang cuma bisa memasang dan mengontrol infus cuma aku. Awalnya aku diizinkan, tetepi setelah dua hari saya dijemput dan pamit dengan ayah, ibu dan termasuk nenek yang sedang sakit ingin pulang ke rumah kontrakan di Pangkalan Balai. Sampai di kontrakan, aku tidak mau turun karena masih tangan diborgol lalu setelah masuk ke kamar baru borgol tangan dilepas,” jelas EF lulusan akademi kebidanan.

Kemudian besok paginya, handphone suaminya ditinggal dan Ia dikunci dari luar. Dengan menggunakan hp suaminya yang tertinggal EF lalu memfoto luka lebam ke bibinya, selanjutnya diberitahukan kepada orangtua EF.

“Orangtua aku marah dan langsung dilaporkan ke Polres Banyuasin dan diarahkan ke Polda Sumsel, dalam kasus KDRT,” katanya.

Nakun sudah jalan satu bulan, laporan tersebut dicabut EF. Dan KDRT kembali terulang sekitar lima hingga enam bulan setelah anaknya lahir bahkan malah semakin parah.

“Aku dianiaya, saat berada Rusun Polres Banyuasin. Leher dicekik dan ditendang. Kejadian itu juga sempat disaksikan oleh salah seorang polwan yang tinggal di depan di rumah kami. Polwan itu tahu karena anak aku menangis terus dan membuat tetangga curiga,” jelas EF.

Dan kasus penganiayaan kedua ini juga sudah dilaporkan kembali ke Polda Sumsel. Dalam laporan disebutkan bahwa sebelum saat terjadi perdamaian disebutkan, jika terjadi kasus yang sama, maka berkas kasus yang lama bisa dinaikan lagi.

Berita Lainnya:
Gejolak Politik di Filipina, Wakil Presiden Ancam Bakal Bunuh Presiden Macros dan Ibu Negara

Setelah dikoordinasi, akhirnya laporan EF dengan kasus KDRT diterima di SPKT Polda Umum untuk pidana umum dan untuk kode etiknya dilaporkan ke Unit Yanduan Bid Propam Polda Sumsel di bulan Mei 2022.

“Bodohnya aku, karena bujuk rayunya, laporan tersebut dicabut lagi dengan perjanjian tidak akan mengulangi lagi,” sesal EP.

Kemudian, sifat Ade berubah, biasanya kalau EF sakit, Ade dengan cepat merespons tetapi ini tidak sama sekali.

“Sudah dua kali saya melaporkan kasus KDRT hingga ke Propam Polda Sumsel, namun selalu selesai dengan perdamaian. Dan mirisnya lagi, setiap kali kami bertengkar, Ade selalu mengungkit dan menghina dengan omongan yang tidak enak dan selalu ada ancaman.

“Saya kalau diceraikan masih banyak gadis yang mau, saya ganteng dan masih bisa mencari wanita lain. Dan kalau saya sudah dicerai, saya belum tentu dapat bujangan,” ungkap EF.

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Sikap bodoh yang diakui EF dan dengan pikiran yang pendek, EF membuktikan mencari pria lain yang akhirnya menjadi musibah baginya.

“Aku bertemu dengan dia (MI), di Palembang. Tetapi saya tidak menjalin hubungan apapun dengan dia apalagi pacar atau mantan pacar seperti yang telah dituduhkan. Saya tidak tahu tuduhan mantan pacar yang disebutkan itu didapatkan dari mana,” ungkap EF.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya