NASIONAL
NASIONAL

Harga Minyak Dunia Turun, PKS: Vivo dari Swiss Saja Jual 8.900 Lebih Murah Dibanding Pertalite

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Meski harga minyak mentah dunia saat ini sedang turun, namun pemerintah tetap menaikkan harga BBM bersubsidi di tengah belum pulihnya ekonomi masyarakat.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Anggota Komisi VI DPR RI Amin AK menuturkan, dengan menaikkan harga BBM bersubsidi pemerintah menunjukkan sikapnya yang tidak berpihak pada rakyat.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Di tengah tren turunnya harga minyak mentah dunia, kebijakan menaikkan harga BBM menunjukkan ketidakberpihakan pemerintah terhadap nasib sebagian besar rakyat,” ucap Amin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (4/9).

Berita Lainnya:
Tak Hadir Kampanye Akbar Pramono-Rano, Megawati Pilih Berzikir Melawan Intimidasi
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Legislator dari Fraksi PKS DPR RI ini menambahkan bahwa sejumlah negara seperti Malaysia justru memberikan subsidi besar kepada rakyatnya, dan menurunkan harga BBM seiring turunnya minyak dunia.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Demikian juga, perusahaan migas swasta asing yang beroperasi di Indonesia juga menurunkan harga jual BBM di SPBU yang terafiliasi dengan mereka. Sebagai contoh, di SPBU Vivo milik perusahaan berbasis di Swiss, BBM dengan RON 89 dijual Rp 8.900 per liter atau lebih murah dibanding pertalite yang saat ini harganya Rp10.000 per liter,” katanya.

Berita Lainnya:
Boikot Israel, Laga Prancis Vs Israel di Stade de France Sepi Penonton
ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Menurutnya, pemerintah perlu membatalkan kenaikan BBM bersubsidi ini atau membatalkan proyek -proyek yang tidak ada manfaatnya kepada masyarakat.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Seharusnya pemerintah membatalkan atau menunda proyek-proyek infrastruktur yang secara kajian obyektif tidak jelas proyeksi profit maupun benefitnya seperti IKN dan mengalihkan dananya untuk subsidi BBM,” tutupnya.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya