NASIONAL
NASIONAL

Pemerintah Naikkan Harga BBM, Kornas Jokowi: Nggak Pro Rakyat!

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Relawan Kornas Jokowi menilai pemerintah tidak peka terhadap masalah masyarakat ketika menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.  

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Para pendukung Jokowi saat Pemilu itu pun meminta pemerintah kembali mengkaji ulang subsidi BBM yang dicabut tersebut karena dianggap tak prorakyat.  

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Ketua Umum Kornas-Jokowi, Abdul Havid Permana mengatakan pencabutan subsidi BBM itu akibat pemerintah gagal memprediksi haega minyak dunia.  

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Pemerintah juga tidak memikirkan dampak kenaikan harga-harga komoditi dan tarif transportasi umum,” kata Abdul Havid dalam keterangannya, Senin (5/9/2022).  A

Berita Lainnya:
Buntut Panjang Guyonan Suswono soal Janda Kaya Nikahi Pemuda Nganggur, Kini Ada Rencana Dilaporkan
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Havid menjelaskan tarif transportasi bakal mengalami kenaikan menyusul BBM subsidi dicabut. 

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Dia mengatakan dampak terbesar kenaikan BBM ialah rakyat menengah ke bawah.  “Umumnya, pengguna Ojol (ojek online) dan angkot, kan rakyat kecil yang terkena imbasnya,” tambahnya.  

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Selain itu, Havid menilai pemerintah bertanggung jawab dalam hal subsidi sehingga perlu mengkaji ulang kenaikan BBM.  Sebab, dia menuturkan pemasukan negara salah satunya berasal dari pajak dari rakyat.  

“Subsidi negara ke rakyat sudah jadi kewajiban pemerintah memikirkan itu. Jadi, sudah kewajiban negara memikirkan itu, termasuk subsidi BBM,” jelasnya.  

Berita Lainnya:
"Geng Judol" di Komdigi Jadi Gunjingan sejak Bapak itu Jabat Menteri

Menurut Abdul Havid, pemerintah seharusnya bisa bergerak mencari jalan keluar selain mencabut subsidi BBM, seperti memberantas mafia. 

 Dia mengatakan mafia di Indonesia menjamur sehingga menjadi beban negara, seperti mafia tambang, minyak, tanah, judi, barkoba, dan lainnya.

  “Pemerintah gagal memberantas para mafia hingga ke akar-akarnya. Selain gagalnya berantas mafia, pemerintah pun belum optimal menyita aset-aset para koruptor yang hartanya masih puluhan bahkan ratusan triliunan rupiah,” imbuhnya.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya