NASIONAL
NASIONAL

Emak-emak di Purwokerto Demo Bawa Peralatan Dapur: Tolak Kenaikan BBM, Kita Tidak Butuh BLT!

image_pdfimage_print

BANDA ACEH –  Puluhan ibu rumah tangga yang tergabung dalam Aliansi Emak-emak se-Banyumas menggelar aksi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di kompleks Alun-alun Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (8/9/2022). 

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Hujan sempat mengguyur Kota Purwokerto saat para emak tersebut tengah menggalar aksi. Tetapi meereka tetap bertahan meski basah kuyup.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Koordinator lapangan aksi, Syifa Idelina menjelaskan, selama ini tidak sedikit emak-emak yang menjadi tulang punggung keluarga.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Ini inisiatif dari emak-emak karena ternyata emak-emak tidak hanya jadi tulang rusuk. Selama ini banyak juga yang jadi tulang punggung. Bahkan untuk beli rokok suami pun tanggung jawabnya emak-emak. Banyak terjadi di kalangan bawah,” katanya.

Berita Lainnya:
Kabar Baik! MK Hidupkan Lagi Aturan UMS untuk Pekerja
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Dengan naiknya BBM ini, mereka menilai menjadi yang paling terdampak. Sehingga, aksi itu merupakan ikhtiar agar jangan sampai BBM naik. 

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Kita semua dengan tegas menolak kebijakan pemerintah menaikan BBM,” terangnya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Dalam aksinya, mereka terlihat membawa perkakas rumah tangga seperti jeriken, sapu, panci, dan saringan gorengan. Menurutnya ini merupakan simbol keputusasaan yang dilayangkan untuk pemerintah.

“Ini menandakan emak-emak sudah putus asa. Kain putih ini dibentangkan untuk tandatangan dukungan kepada masyarakat yang melintas,” ujarnya.

Berita Lainnya:
Pesan Habib Rizieq: Kasus Suswono dan Ahok Beda, tak Bisa Disamakan

Para emak juga mementaskan aksi teatrikal yang menggambarkan kesengsaraan rakyat setelah harga BBM naik.

“Ini pilihan kita dengan aksi ini. Mereka harusnya para anggota DPRD bertanggung jawab bukan membiarkan seperti ini,” katanya.

Salah satu peserta aksi, dalam orasinya  menyuarakan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM bukan sebuah solusi. Karena menurutnya sifatnya sementara saja.

“Kita tidak butuh BLT, karena analoginya seperti anak kecil jatuh tetapi dikasih eskrim. Hanya bersifat sementara tapi sakitnya masih terasa,” pekiknya.

Para emak-emak ini merasa langsung terdampak dengan adanya kenaikan BBM. Karena banyak harga kebutuhan pokok naik termasuk kebutuhan untuk anak-anak.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya