BANDA ACEH -Pemberian bantuan langsung tunai (BLT) dinilai lebih efektif bagi masyarakat yang terdampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Dikatakan Analis Utama Ekonomi Politik Lab45, Reyhan Noor, BLT bisa mengurangi tekanan yang dialami oleh masyarakat, khususnya golongan kurang mampu yang rentan terkena gejolak kenaikan harga BBM.
“Berdasarkan kajian, BLT memang lebih efektif karena sasaran penerima lebih jelas,” kata Reyhan kepada wartawan, Minggu (11/9).
Namun demikian, efektivitas tersebut juga memiliki catatan dan wajib dilakukan pemerintah, yakni soal data penerima bantuan yang perlu dibenahi agar benar-benar tepat sasaran.
“Pemerintah memiliki basis data untuk memberikan BLT, meskipun tingkat akurasi masih perlu menjadi perhatian,” ujarnya.
Hal lain yang tak kalah penting adalah pengawasan pergerakan harga pangan dan memastikan ketersediaan pasokan. Karena apabila barang tidak tersedia, harga cenderung lebih mudah naik.
Pemerintah melalui Kementerian Sosial telah menyalurkan BLT BBM untuk tahap pertama sebanyak 18,48 juta keluarga penerima manfaat di 445 dari 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Penyaluran BLT hingga akhir tahun 2022 ini bisa menjadi kesempatan pemerintah melakukan konsolidasi menuju 2023.
“Konsolidasi mencakup penyesuaian upah minimum dengan pengusaha akibat meningkatnya inflasi. Selain itu, penyesuaian upah menjadi penting untuk menjaga daya beli masyarakat,” tutupnya.