Sudah Sama-sama Berbaju Oranye, Bripka RR dan Bharada E kini Berani 'Hajar' Ferdy Sambo

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Sudah Sama-sama Berbaju Oranye, Bripka RR dan Bharada E kini Berani ‘Hajar’ Ferdy Sambo, Bilang Sambo Sempat Lakukan Hal ini Sebelum Habisi Brigadir J Misteri kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J perlahan mulai ada pencerahan. 

ADVERTISEMENTS
ad39

Meski begitu, terdapat banyak ‘drama’ pada kasus yang melibatkan 5 tersangka, yakni Ferdy Sambo, Ricky Rizal (Bripka RR), Richard Eliezer (Bharada E), Putri Candrawathi, dan Kuat Maruf. Instruksi ‘menyesatkan’ Ferdy Sambo kepada para ajudannya untuk membantu menghabisi Brigadir J berbuah kesialan bagi mereka, termasuk Bripka RR dan Bharada E. 

ADVERTISEMENTS

 Kuasa hukum Bripka RR atau Ricky Rizal, Erman Umar menyampaikan kesaksian Bripka RR yang saat itu menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak mati Brigadir J saat hari kejadian.

ADVERTISEMENTS

 Adapun Bripka RR lebih dulu dipanggil oleh Ferdy Sambo untuk menanyakan tentang apa yang terjadi kepada Putri Candrawathi di Magelang. Erman Umar mengatakan, saat itu Bripka RR mengaku tidak mengetahui apa-apa yang terjadi antara Putri Candrawathi dan Brigadir J.

ADVERTISEMENTS

 “Dipanggil, dia tanya, ‘ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak?. Enggak tahu’. Ini Ibu dilecehkan,’. Dan itu sambil nangis dan emosi,” kata Erman saat ditemui di Bareskrim Polri, Jakarta Jumat (9/9/2022). Lebih lanjut, Bripka RR mengaku saat ditanyai oleh Ferdy Sambo, saat itu Putri Candrawathi ada di dalam ruangan yang sama. 

ADVERTISEMENTS

Ia menjelaskan saat itu Putri Candrawathi mengaku dilecehkan oleh Brigadir J. Saat dipanggil, Bripka RR ditanyai kesanggupannya untuk menembak Brigadir J. 

ADVERTISEMENTS

Namun ia menolak lantaran tak kuat mental dan justru dia diminta memanggil Bharada E. “‘Kamu berani nembak? Nembak Yosua? Dia bilang saya enggak berani Pak, saya enggak kuat mental, enggak berani, Pak. Ya sudah kalau begitu kamu panggil Richard,” kata Erman, menirukan percakapan Bripka RR dan Ferdy Sambo. 

Tak hanya itu, Bripka RR juga mengaku melihat Ferdy Sambo sempat menangis sebelum melakukan pembunuhan kepada Brigadir J. 

Ketika ditanya lebih lanjut, Bripka RR mengaku tidak mengetahui alasan pastinya. Namun Bripka RR mengetahui bahwa Kuat Maruf dan Brigadir J memang sempat terjadi pertengkaran saat di Magelang. “Saya melihat bapak menangis. Enggak biasa begitu kan. Tapi saya enggak tahu kejadian di sana,” kata dia. 

Perlawanan Bharada E Sosok Richard Eliezer atau Bharada E sempat mengungkap fakta menjelang eksekusi Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan pada (8/7/2022) lalu. 

Melalui kuasa hukumnya, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E mengaku telah mengetahui rencana penembakan Brigadir J sejak di rumah Ferdy Sambo, Jalan Saguling III, Jakarta Selatan.  

Kuasa hukum Richard Eliezer atau Bharada E, Ronny Talapessy mengungkapkan fakta terbaru terkait kliennya tersebut. 

Diketahui Bharada E mengaku sempat berdoa setelah mendapat perintah Irjen Ferdy Sambo untuk membunuh Brigadir J.  Ronny mengatakan bahwa kliennya telah mengetahui rencana penembakan Brigadir J sejak di rumah Ferdy Sambo, Jalan Saguling III, Jakarta Selatan. 

Dalam keterangan Ronny, Bharada E mengaku pergi ke toilet dan berdoa sebelum berangkat ke rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, yang kini menjadi tempat kejadian perkara (TKP). 

 “Bharada E dipanggil ke lantai tiga oleh Bripka RR (Ricky Rizal) itu kemudian disuruh menembak (Brigadir J). Klien saya turun ke bawah sempat ke toilet berdoa,” kata Ronny seusai dihubungi, Kamis (8/9/2022).  

Ronny juga menjelaskan Bharada E terkejut terkejut ketika mendengar perintah yang disampaikan oleh seniornya Bripka Rick Rizal. Hal itulah yang membuat Bharada E gelisah sehingga ia berdoa sebelum berangkat ke TKP. 

 “Waktu ke bawah, klien saya lihat sudah persiapan jalan ke Duren Tiga. Iya (Bharada E) sempat berdoa,” katanya.  

Ronny Talapessy juga menampik dugaan terkait berita Bharada E menghubungi seseorang sebelum ke TKP. Ada asumsi beredar, bahwa kliennya tersebut menelepon setelah mendapat perintah Ferdy Sambo.  “Enggak ada (yang dihubungi,red). Kemarin yang disampaikan pengacara lama (Deolipa Yumara) itu hoaks,” katanya.

Exit mobile version