NASIONAL
NASIONAL

Terungkap! Bjorka Bukanlah Hacker, Ahli: Dia Cuman Pembeli Data di Darkweb

BANDA ACEH – Eksistensi Hacker Bjorka menyita perhatian publik dan berhasil mengumbar sejumlah data penting para elit politik Indonesia.

Hal itu menuai pro kontra di masyarakat, mengingat saat ini situasi dan kondisi di Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja.

Masyarakat sebagian ada yang pro terhadap aksi yang dilakukan Hacker Bjorka tersebut. Meskipun tindakan tersebut merugikan negara dari segi kemanan data, namun publik akhirnya mengetahui fakta data informasi dari sejumlah pejabat publik yang beredar.

Salah satunya ada Puan Maharani yang mana data pribadi nya beredar di media sosial. Kemudian ada juga data Erik Tohir selaku Mentri BUMN yang datanya berhasil diketahui oleh Hacker Bjorka.

Sementara itu menurut pernyataan Gildas Deograt selaku ahli dibidang keamanan siber dan informasi, Ia mengungkapkan bahwa para Hacker Bjorka tersebut membeli data di Darkweb, dan mendapatkan sejumlah data penting pemerintahan Indonesia serta data masyarakat.

Ia menjelaskan bahwa di Darkweb itu ekosistemnya memang seperti itu dan lumrah terjadi antar para Hacker di dunia.

Sementara itu untuk mengungkap Hacker Bjorka perlu menggunakan konsep dalam mengungkap jati diri dan hacker tersebut. “Darkweb itu dikenal konsep onion ring, jadi kita mengungkap ini seperti lapisan bawang masuk satu lapisan ke lapisan yang lain”, ungkap Gildas.

Kemudian ia menambahkan bahwa kalau alamat Ip Address kita satu keluar, disana sudah bisa 52c karena saking banyaknya lapisan yang harus ditembus, ungkapnya.

Sementara itu untuk mengungkap Hacker Bjorka, tidaklah seperti yang ada di film-film yang mana bisa mengungkap dalam waktu 2 menit.

Butuh waktu panjang untuk bisa mengungkap para pelaku Hacker Bjorka yang telah membocorkan data negara dan membobol keamanan data negara.

Gildas mengungkapkan terkait dengan 1,5 miliar data yang bocor itu mereka memang membeli di Darkweb.

“Karena yang menjual dalam tanda kutip komplain, saya juga tidak tahu perjanjian jual belinya kayak gimana”, ungkap Gildas.

Ia mengakui bahwa data yang bocor tersebut memang banyak berceceran di Darkweb dan diperjual belikan oleh oknum-oknum tertentu.

Apakah security siber di Indonesia tergolong masih rendah? Ia mengungkapkan bisa juga dibilang begitu, kalau misalnya diambil dari skala 1-10, kita ada di skala 3 udah pakai doa, ungkap Gildas.

Menkominfo mengatakan bahwa kita seharusnya jaga data pribadi kita masing-masing juga NIK dan sebagainya. Bagaimana caranya kita jaga keamanan data kita sendiri?

Menurut pengakuan Gildas bahwa, “bukan susah karena memang tidak mungkin”, ungkapnya. NIK dan sebagainya itu merupakan sebagai identitas dan itu misal dianalogikan seperti kita masuk ke gedung registrasi ke receptionist kemudian kemudian ktp kita sama mereka di scanning dia mengumpulkan ktp kita di mesin scanning tersebut. Dan ini berlaku juga di beberapa data kita lainnya.

Pelayanan pemerintah yang kita tahu pasti tidak aman dan kita tidak punya pilihan lain. Gildas juga mengungkapkan bahwa tahun lalu saja beberapa ratus juta data kita juga dibobol.***


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya