Tuntutan Tidak Didengar, Buruh Rencanakan Aksi Mogok Nasional

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
image_pdfimage_print

Sumber foto instagram fsmpi-kspiBANDA ACEH – Serikat buruh kembali mewacanakan aksi mogok nasional pada akhir November atau awal Desember 2022.

ADVERTISEMENTS
ad40

Ketua Departemen Bidang Komunikasi dan Media Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Kahar S. Cahyono, mengatakan jutaan buruh akan melakukan aksi ini jika pemerintah tetap tidak mendengar aspirasi mereka setelah puncak aksi pada 4 Oktober 2022. 

ADVERTISEMENTS

“Dengan menghentikan proses produksi, melumpuhkan ekonomi, diharapkan pemerintah mau mendengar suara buruh,” ujar Kahar kepada Tempo, Sabtu, 17 September 2022.

ADVERTISEMENTS

Adapun kata Kahar, serikat buruh akan menggelar demo di depan Istana Negara, DKI Jakarta, pada 4 Oktober mendatang karena aspirasi mereka dalam demo sebelumnya hingga saat ini belum direspons.

ADVERTISEMENTS

Demo ini juga diikuti secara serentak di 33 provinsi provinsi lainnya. Mereka menyuarakan tiga tuntutan, yaitu menolak kenaikan harga BBM atau bahan bakar minyak, menolak omnibus law UU Cipta Kerja, dan menuntut kenaikan upah tahun 2023 sebesar 13 persen.

ADVERTISEMENTS

Ketiga tuntutan itu sebelumnya pernah disuarakan dalam demo di depan gedung DPR pada 6 September lalu. Selain demo, lanjut Kahar, pihaknya melakukan survei pasar untuk mencari data kenaikan harga-harga kebutuhan.

ADVERTISEMENTS

“Selain itu, kami juga meminta kepala daerah membuat rekomendasi kepada Presiden dan DPR RI terkait tiga tuntutan tersebut,” kata Kahar.

ADVERTISEMENTS

Ihwal penolakan kenaikan harga BBM, Presiden KSPI Said Iqbal, meminta Presiden Jokowi menurunkan harga BBM ke harga semula lantaran harga minyak dunia sudah turun. Selain itu, daya beli masyarakat kelas pekerja juga merosot akibat inflasi.

“Kenaikan inflasi disumbang oleh kenaikan harga sewa rumah naik 12%, transportasi naik 20%, dan makanan 15%,” kata Said dalam konferensi pers virtual, Sabtu, 17 September 2022. “Dalam situasi seperti ini, tidak mungkin rakyat kecil bisa bertahan.”

Sumber : Tempo.co

Exit mobile version