BANDA ACEH – Pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY siap turun gunung di Pemilu 2024 geger dan berbuntut panjang, termasuk membuat kinerja Partai Demokrat selama memerintah kembali disorot.
Termasuk dari pengamat politik Boni Hargens yang mengklaim Indonesia seperti berlari di tempat selama 10 tahun diperintah SBY.
“Sepuluh tahun pemerintahan Pak SBY, Indonesia itu lari di tempat dan kita buang-buang umur,” kata Boni ketika hadir di Catatan Demokrasi di tvOne yang dilihat dari kutip HARIANACEH.co.id pada Rabu (21/9/2022).
Pernyataan inilah yang dikomplain oleh politikus Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, yang hadir di acara yang sama. Ia menilai pemerintahan SBY menunjukkan peningkatan yang nyata, tertuama dari segi nilai APBN.
“2004 ketika Pak SBY pemerintahan dari Ibu Mega, APBN kita itu cuma Rp 400 triliun,” tutur Jansen.
“Di 2014, ketika Pak SBY turun, APBN kita sudah hampir Rp 2.000 triliun, Rp 1.800 sekian lah, artinya naik 4,5 sampai 5 kali lipat.”
“Karena itulah kemarin saya bilang, kalau bergerak di tempat, nggak mungkin lah Indonesia masuk G20 yang sekarang difestivalisasi oleh Pak Jokowi. Memang bisa Pak Jokowi menjadi Presiden G20 (kalau tidak ada landasan dari era SBY)?” sambung Jansen.
Pernyataannya ini tentu sejalan dengan yang pernah disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyebut pemerintahan Jokowi cuma gunting pita lantaran landasan pembangunan infrastruktur yang masif itu telah dilakukan sejak era pemerintahan SBY.
Karena itulah Jansen menolak bila era pemerintahan SBY dinilai jalan di tempat. Malah kemudian Jansen menantang Jokowi membuktikan pemerintahannya tak berjalan di tempat dengan memastikan Indonesia diwarisi APBN hingga beberapa kali lipat seperti yang dilakukan SBY di akhir periode.
“Kalau Pak SBY memberikan APBN kepada Pak Jokowi Rp 1.900 triliun, saya katakan kemarin 4 kali lipat, kalau nanti 2024 Pak Jokowi turun APBN bisa Rp 6.000 triliun, saya cium kaki Pak Jokowi!” tegas Jansen menambahkan.
Pernyataan ini jelas memicu beragam reaksi, termasuk dari politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu yang juga hadir di acara yang sama.
“Bisa kita kembali ke topik? Kenapa jadi promosi pendapatan negara?” protes Adian.