BANDA ACEH -Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon ikut berkomentar ihwal pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan soal warga luar Pulau Jawa jangan memaksakan diri mencalonkan presiden.
Fadli Zon menyatakan apa yang diungkapkan oleh Luhut itu sangat menunjukkan politik identitas. “Katanya jangan pakai politik identitas?,” cuit Fadli lewat Twitter pribadi @fadlizon, dikutip Jumat (23/9/2022). Luhut sendiri mengatakan masih banyak cara lain bagi orang luar Pulau Jawa untuk mengabdi kepada Indonesia selain menjadi presiden.
“Apa hanya jadi presiden aja kau bisa ngabdi? Kan nggak juga. Harus tahu diri juga lah, kalau kau bukan orang Jawa. Kalau Anda bukan orang Jawa–pemilihan langsung hari ini, saya nggak tahu 25 tahun lagi.
Udah lupain deh,” kata Luhut saat berdialog dengan Rocky Gerung di kanal Youtube RGTV Channel, dikutip Jumat (23/9/2022). “Nggak usah kita memaksakan diri kita, sakit hati, yang bikin sakit hati kita kan kita sendiri,” lanjutnya. Lebih lanjut, Luhut mengatakan menjadi presiden adalah skenario dari Tuhan.
Meski semua orang berhak bersaing, tetapi tetap harus mengenali diri sendiri. “Itu menurut saya sudah takdir alam ini. Tuhan punya mau itu, God skenario,” ujarnya. Ia juga mengutip pernyataan jenderal dan filsuf Cina Sun Tzu tentang pentingnya mengenal diri sendiri.
“Apa yang dibilang Sun Tzu itu benar, ‘kenali dirimu, kenali musuhmu, 100 kali perang, 100 kali kau menang’, tapi kadang-kadang kita tidak mengenali itu, kita tidak tanya diri kita,” imbuhnya. Luhut kemudian menjadikan dirinya contoh sebagai orang yang tidak memaksakan kehendak untuk maju menjadi capres.
Luhut lantas menyebut dirinya sebagai double minoritas. “Termasuk saya, saya double minoritas. Saya udah batak, kriten lagi. Jadi saya bilang ‘ya sudah cukup itu, kita haru tau’. Ngapain saya menyakiti diri hati saya,” pungkasnya.