BANDA ACEH – Omongan Pendeta Gilbert Lumoindong yang membela Ferdy Sambo mendapatkan kecaman dari warganet.
Warganet menilai Gilbert terlalu ikut campur dalam persoalan kasus mantan Kadiv Propam Polri itu. Apalagi, Gilbert menuduh Birgadir Yosua Hutabarat melecehkan Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo.
Gilbert merasa percaya dengan pengakuan Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo soal membunuh Brigadir Yosua Hutabarat.
Padahal, masyarakat semua tahu bahwa Putri dan Ferdy Sambo tersangka pembunuhan berencana terus memberikan kesaksian palsu di hadapan penyidik.
Mereka menggunakan motif pelecehan untuk menutup motif sebenarnya. Padahal, polisi tak menemukan ada unsur pelecehan di Jakarta Selatan atau pun di Magelang pada 7 Juli 2022 lalu.
Pendeta Gilbert Lumoindong mendapatkan sentilan dari aktivis Irma Hutabarat. Ia juga dikecam oleh ayah Brigadir Yosua Hutabarat, Samuel Hutabarat.
Irma Hutabarat dalam akun YouTubenya mengibaratkan Gilbert sebagai orang yang bermuka dua.
Ia megatakan Gilbert merupakan orang yang sangat berbahaya karena manis di depan dan menghujam dari belakang.
Ia mengharapkan warga tak perlu mendengar omongan Pendeta Gilbert.
“Ada pihak-pihak yang menggaungkan motif pelecehan dalam kasus Brigadir Yosua untuk meringankan Ferdy Sambo. Ini harus dijauhi,”ujarnya, di Podcast Horas Inang di YouTube Irma Hutabarat, Selasa (28/9/2022).
Irma juga mengaku telah mengonfirmasi kepada Samuel Hutabarat tentang kedatangan Gilbert ke Sungai Bahar pada 16 Agustus 2022 lalu.
Gilbert datang ke rumah orangtua Brigadir Yosua Hutabarat pada pagi hari. Ia datang awalnya dengan maksud mendoakan keluarga mendia agar tabah dan menerima kenyataan.
“Pendeta ini kan datang ke Jambi lalu berziarah diterima keluarga dengan baik tanpa ada prasangka apa-apa karena banyak berdoa dan sampaikan bela sungkawa,”ujarnya.
Lalu Irma Hutabarat menilai Gilbert memiliki maksud lain.
“orang-orang bermuka dua, manis di depan dan menghujam dari belakang adalah mereka orang-orang yang tak patut di dengar ya,”ujarnya.
Ayah Brigadir Yosua Marah ke Pendeta Gilbert
Ayah Brigadir Yosua Hutabarat Samuel Hutabarat marah ketika menonton YouTube Gilbert membela Ferdy Sambo.
Ia langsung mengirim pesan WhatsApp ke Gilbert Lumoindong. Ia merasa baru kali ini pendeta memfitnah orang mati.
“Saya bilang sama dia, Pendeta Gilbert yang terhormat ini, setahu saya baru ini ada pendeta bisa memfitnah orang yang sudah meninggal” kata Samuel dikutip dari YouTube Irma Hutabarat, Rabu (28/9/2022).
Sambil diwawancarai aktivis Irma Hutabarat, Samuel mengaku kesal dengan sikap Gilbert yang awalnya datang dengan ramah, tetapi tiba-tiba menusuk dari belakang.
“Saya lihat di YouTube, dia bilang si Putri mengatakan jujur makanya dia mengatakan ‘Sebagai hamba Tuhan, kalau dia tidak beritakan kejujuran, dia berdosa’ Nah, omongan itu saya bantah, langsung saya WhatsApp dia. Lebih lanjut, sehabis mengetahui pernyataan pendeta Gilbert di YouTube, Samuel langsung emosi dan menelpon sang pendeta, akan tetapi panggilannya tidak direspons.
“Dia menanggapinya hanya sekali dengan pesan whatsapp dan selebihnya dengan voice note” pungkas Samuel.
Samuel juga mengatakan bahwa Pendeta Gilbert Lumoindong sempat datang ke Sungai Bahar, memimpin doa di rumah dan bahkan berkunjung ke makam Brigadir J.
“Dia (pendeta Gilbert) waktu itu datang ke Sungai Bahar, tapi tanggalnya saya sudah lupa, dia memimpin doa di rumah dan berkunjung ke makam (Brigadir J) di makam dia juga memimpin doa” tuturnya.
Warganet Doakan Pendeta Gilbert Bertobat
Pendeta Gilbert Lumoindong mendapatkan hujatan dari netizen usai membela Ferdy Sambo atas kematian Brigadir Yosua Hutabarat.
Warganet menyerang akun media sosial Gilbert agar pendeta GBI ini bertobat.
Gilbert Lumoindong telah bertemu dengan Putri Candrawathi untuk mendengar kronologis kejadian.
Lalu dengan bangga, Gilbert mengatakan cerita Putri ke publik yang menyudutkan Brigadir Yosua Hutabarat.
Ia merasa tak ada niat Ferdy Sambo membunuh Brigadir Yosua Hutabarat.
Dia menegaskan jenderal bintang dua itu tak sekalipun memerintahkan Bharada Richard Eliezer (Bharada E) untuk membunuh Brigadir J.