NASIONAL
NASIONAL

Gas Air Mata Bun*h Ratusan Suporter di Stadion Kanjuruhan Malang

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Penembakan gas air mata oleh petugas kepolisian terhadap suporter di Stadion Kanjuruhan Malang diduga jadi penyebab ratusan suporter meninggal dunia.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

“Penembakan gas air mata salah satu penyebab,” kata salah satu netizen dengan akun @akmalmarhalixx

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Warganet pun menyerukan hentikan Liga 1 demi kemanusiaan.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan. Agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan, karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis. Membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen,” katanya.

Berita Lainnya:
Kejagung Buka Peluang Periksa Ayah Ronald Tannur: Sepanjang Bukti Cukup, Kami Minta Tanggung Jawab

Sementara itu, Bupati Malang M. Sanusi menyatakan seluruh biaya pengobatan para suporter yang saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.

“Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang,” kata Sanusi.

180 Orang Masih Dirawat

hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 merupakan kendaraan Polri.

“Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan,” tambahnya.

Sesungguhnya, lanjutnya, pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar.

Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa orang turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Berita Lainnya:
Berantas Judol Jangan Sekadar Literasi atau Ciduk Pelaku Kelas Teri, Tangkap Pelindungnya!

127 Orang Meninggal Dunia

Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10). Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir.

Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia. Dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pasca pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua anggota Polri.

“Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua adalah anggota Polri,” kata Nico.

Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya