BANDA ACEH – Petinggi Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), Novel Bamukmin, membeberkan alasan pihaknya menolak deklarasi Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024 yang diusung oleh Partai NasDem. Alasannya, kata dia, partai besutan Surya Paloh itu banyak terlibat pemenjaraan ulama.
Novel mengatakan peran NasDem terhadap pemenjaraan para ulama dilakukan oleh salah satu politikus mereka yang juga mantan Jaksa Agung, Muhammad Prasetyo. Ulama yang dimaksud adalah Habib Rizieq Shihab dalam perkara Perayaan Maulid dan kasus Rumah Sakit (RS) UMI pada 2020 lalu.
“Saya menduga Jaksa Agung yang kader NasDem yaitu Muhamad Prasetyo ikut terlibat dalam peristiwa pemenjaraan ulama,” kata Novel dalam keterangan tertulis, kemarin (5/10/2022).
Novel juga menyebut nama-nama lain yang menjadi target kriminalisasi, antara lain Habib Bahar bin Smith, KH Farid Okbah, Zein Annajah, dan Hanung Alhamad.
Novel mengaku kurang suka dengan rekam jejak Partai NasDem yang selama ini ikut berperan mengkriminalisasi ulama dan menghina umat Islam melalui para kadernya.
Salah satunya, perkara yang dilakukan oleh Gubernur NTT yang juga kader NasDem, Viktor Laiskodat yang melakukan dugaan penistaan agama Islam. Novel pernah melaporkan Viktor ke polisi karena penistaan Islam.
“Kami dari Spirit 212 sampai 2 kali mendemo Mabes Polri dan DPP Partai NasDem terkait masalah ini,” ujarnya.
Karena pengalaman itu, Novel menyatakan PA 212 tak akan mendukung pencapresan Anies Baswedan.
Lagi pula, kata dia, Partai NasDem disinyalir punya siasat memanfaatkan politik identitas dari sosok Anies. Novel berkata pihaknya tak menginginkan hal itu karena bisa memecah belah umat.
“Kami tidak mendukung deklarasi NasDem, takut memecah belah ummat,” kata Novel.
Novel meminta klarifikasi Surya Paloh terkait hal yang disampaikannya itu, terlebih kini NasDem tiba-tiba mendeklarasikan Anis Baswedan.
“Sehingga patut diduga ada agenda untuk mengadu domba dan memecah belah umat Islam,” kata Novel.(*)