NASIONAL
NASIONAL

Anies Baswedan dan NasDem Diserang Buzzer, Nantang Perang Muntahkan Istilah NasDrun, Politisi PAN Pasang Badan

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -BuzzerRp mulai mengangkat bendera perang setelah Partai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

 

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

BuzzerRp memuntahkan peluru mereka dengan meramaikan jagat maya menggunakan istilah NasDrun yang mengarah langsung pada Anies Baswedan dan NasDem.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

 

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Dengan maraknya sebaran istilah NasDrun yang disebar buzzer, politisi PAN, Viva Yoga Mauladi langsung pasang badan.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Meski secara kepartaian masih beda Haluan, akan tetapi Viva Yoga melihat permainan di media sosial dengan menebar peluru NasDrun adalah sebuah ancaman politik yang sehat.

 

Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) ini tampak bereaksi keras menanggapi ramainya sebutan “Nasdrun”.

 

Dia tak ingin pertarungan sehat politik nasional dicederai oleh politik busuk yang kerap dimainkan buzzer.

 

Istilah NasDrun yang mulai diluncurkan buzzer ini diduga sebagai jawaban atas pilihan NasDem pada Anies Baswedan.

 

Siapa saja yang memakai istilah seperti itu, merupakan orang-orang yang memiliki niat melakukan pembodohan alias tidak mencerdaskan kehidupan bangsa.

Berita Lainnya:
Permohonan Anggaran Natalius Pigai di Kementerian HAM Turun Jadi Rp1,3 Triliun

 

Bukan soal NasDrun saja, Viva juga menyoroti kalangan buzzer yang masih saling lempar istilah kadrun dan cebong.

 

Dia menilai, bangs aini akan semakin rusak dan mundur secara intelektual dengan kata-kata yang dijadikan senjata untuk merusak lawan.

 

“Istilah-istilah cebong, kampret, kadrun, Nasdrun, dan apalagi nantinya, menyebabkan polusi dan udara politik menjadi pengap, tidak sehat, dan tidak mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata Viva kepada wartawan, Selasa (11/10/2022).

 

Viva juga menilai, adanya istilah tersebut sangat berbahaya lantaran akan menjadi racun bagi generasi muda yang saat ini menggandrungi jagat maya.

 

Pemikiran masyarakat Indonesia akan dicederai dengan pemikiran rusak dengan istilah-istilah dari kalangan buzzer.

 

Bahkan Viva menilai, buzzer yang memainkan kerusuhan di jagat media maya akan mengurangi nilai kompetisi pemilu.

 

“Istilah tersebut adalah bentuk framing media yang destruktif dan menjadi racun yang mengotori otak dan pemikiran masyarakat Indonesia,” katanya.

 

Penggunaan istilah tersebut bagi Viva akan menyeret pada kompetisi pemilu yang tidak sehat.

 

“Hal itu akan menyebabkan kompetisi elektoral di pilpres mengarah ke zero sum game, menang jadi arang kalah jadi abu,” katanya. 

Berita Lainnya:
Tiba-Tiba Maruarar Bilang Mau Pakai Lahan Kasus Korupsi Buat Rakyat

 

“Atau seperti kata pemikir Thomas Hobbes, ‘Homo homini lupus est’, manusia bagai serigala yang memakan atau menikam sesama manusia,” sambungnya.

 

Melihat serangan buzzer ini, dikatakan Viva justru akan merugikan kerukunan di tengah masyarakat yang saat ini baru sembuh dari luka menganga soal istilah kadrun dan cebong.

 

Istilah negatif itu kata dia, akan lebih mempertebal penggunaan identitas agama dimasukkan ke dalam turbulensi politik demi peningkatan elektoral.

 

Viva menjelaskan, memilih dan dipilih adalah nilai dari hak asasi dan bagian dari demokrasi. 

 

Mereka yang memilih atau dipilih oleh kalangan masyarakat yang menilai dari kesamaan primordial atau berdasarkan suku, agama, ras, etnis, atau budaya adalah hak politik warga yang dijamin oleh konstitusi.

 

“Tetapi jangan memasukkan perbedaan primordial itu untuk alat politik dalam rangka menjelekkan, memfitnah, hate speech dari figur tertentu untuk tujuan meningkatkan elektoral. PAN menentang dan menolak gaya dan cara politik identitas seperti ini,” tuturnya. 


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya