Kalah Terus di Pilpres hingga Kini Harus Lawan Anies, Kelemahan Prabowo di 2024 Disorot Pakar

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Masih ada waktu cukup lama sebelum pemilihan presiden (Pilpres) 2024 dimulai.

ADVERTISEMENTS
ad39

Namun elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) 2024 saat ini dinilai sudah maksimal.

ADVERTISEMENTS

Dikutip TribunWow dari Kompas, kesimpulan ini disampaikan oleh Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi.

ADVERTISEMENTS

Ari melihat ke depannya elektabilitas Prabowo justru berpotensi kalah dibandingkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

ADVERTISEMENTS

Terkait kelemahan Prabowo di 2024, Ari menyoroti rekam jejak sang Menteri Pertahanan RI yang tidak pernah menang saat mencalonkan diri sebagai capres.

ADVERTISEMENTS

Seperti yang diketahui pada pemilu 2014 dan 2019, Prabowo berturut-turut kalah melawan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

ADVERTISEMENTS

“Jejak rekamnya yang selalu gagal di pilpres-pilpres sebelumnya menjadi handicap (rintangan) bagi Prabowo,” ujar Ari.

Ari melanjutkan, munculnya tokoh-tokoh baru yang lebih fresh juga menjadi rintangan tersendiri bagi Prabowo.

Kemudian Ari membahas soal elektabilitas Anies yang bisa naik tapi juga bisa menurun.

“Akan tetapi elektabilitas Anies akan berpotensi menurun jika Nasdem gagal membantah dan mengolah isu Anies adalah toleran dengan praktik politik identitas,” kata Ari.

Sementara itu Ari meyakini elektabilitas Ganjar akan terus melejit naik meskipun Ganjar saat ini belum mendapat restu dari PDIP untuk menjadi capres 2024.

Ari mengungkit bagaimana posisi Ganjar yang kini dikucilkan PDIP justru mendulang simpati masyarakat.

“Sehingga publik menaruh iba dan semakin jatuh hati dengan ketegaran Ganjar,” ucap Ari.

“Tingginya elektabilitas Ganjar di tengah hambatan dan tentangan dari partainya justru melejitkan dirinya daripada Prabowo atau Anies.”

Di sisi lain, pada survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pasangan Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani mampu mengalahkan Gubernur Jakarta Anies Baswedan yang disandingkan dengan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Namun dalam simulasi tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di 2024 tersebut, Prabowo-Puan hanya bisa menempati posisi nomor dua.

Dikutip TribunWow dari Tribunnews, pasangan Anies-AHY diketahui mendapat dukungan dari simpatisan partai Nasional Demokrat (NasDem), Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hingga Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

“Pemilih Prabowo memang saat ini masih baru Partai Gerindra yang lebih kuat konstitennya mendukung prabowo puan dibanding partai-partai lain,” ujar Direktur LSI Denny JA, Adjie Alfaraby dalam rilis survei bertajuk ‘Pasangan Capres-Cawapres Paling Populer dan Prospeknya’ yang dilakukan secara hybrid, di kawasan Jakarta Timur, Senin (10/10/2022).

Lalu di posisi pertama ditempati oleh pasangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto.

Sebanyak 59,9 persen simpatisan PDIP memilih pasangan Ganjar-Airlangga dibanding Prabowo-Puan dan Anies-AHY.

Kemudian Ganjar-Airlangga juga mendapat dukungan sebesar 37,1 persen dari konstituen Partai Golkar, 21,7 persen dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan 41,2 persen dari Partai Amanat Nasional (PAN).

“Ada empat partai yang konstituen partai cenderung memilih psangan Ganjar-Airlangga,” papar Adjie.

Exit mobile version