Halloween Ends : Ketika Michael Myers Mencemari Jiwa Pemuda Lugu

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Halloween Ends merupakan penutup dari trilogi kisah si pembunuh sadis Michael Myers Halloween (2018) dan Halloween Kills (2021). Halloween Ends masih mengikuti alur Halloween (1978) karya John Carpenter. Dibintangi Jamie Lee Curtis, James Jude Courtney, Andi Matichak, Will Patton, dan Kyle Richards. Dalam akhir trilogi ini mereka masih memerankan karakter yang sama.

Dikisahkan, penduduk kota Haddonfield masih dibayangi rasa ketakutkan akan Michael Myers—yang kabarnya kabur dari penjara dan belum diketahui dimana keberadaannya. Belum selesai dihantui rasa takut akan Michael Myers, Haddonfield dikejutkan dengan teror baru, seorang anak yang terbunuh, jatuh dari lantai atas dengan tragis karena pengasuhnya Corey (Rohan Campbell). Kejadian itu tidak disengaja, hingga Corey tak dipenjara.

Namun nama Corey, sosoknya terlanjur terkenal dan dikucilkan oleh warga Haddonfield. Sementara itu, kita dipertemukan lagi dengan tokoh Laurie Strode (Jamie Lee Curtis) yang kini telah menua tapi tetap kuat, bersemangat, dan tengah menulis memoirnya sebagai penyintas teror Michale Myers.

Laurie yang kini tinggal bersama cucunya Allyson (Andi Matichak), menemukan Corey sedang dirundung oleh beberapa remaja. Laura menyelamatkan Corey, lalu memperkenalkannya dengan cucunya, Allyson. Keduanya pun menemukan koneksitas dan menjadi dekat.

Sayangnya, Corey yang terus-terusan dirundung, dianggap aneh dan jahat, lama-lama menjadi seperti apa yang dikatakan orang tentangnya. Film ini memberikan narasi, bahwa terkadang kita menjadi apa yang kita percaya. Bahwa kejahatan bersumber dari dua hal, yakni eksternal, lingkungan kita yang memengaruhi, dan dari dalam diri kita sendiri, si ‘iblis’.

Laurie menemukan sisi lain Corey, ia memiliki sesuatu yang mirip dengan Michael Myers dan ini terpicu dari bagaimana orang-orang memperlakukannya selama ini. Hingga ‘iblis’ dalam dirinya menguasainya. Corey berubah, menjadi sosok yang mencengangkan, ia menjelma, menjadi perpanjangan tangan Michael Myers.

Banyak adegan-adegan berdarah khas slasher di film ini. Namun di balik itu, ada sisi psikologis yang disampaikan. Ini bukan sekedar film horor thriller, tapi juga memainkan pikiran kita. Berlarut-larut Kita bisa menjadi apa yang orang pikirkan tentang kita. Seseorang yang normal bisa menjadi jahat, kala membiarkan diri kita kalah dengan ‘iblis’ di dalam diri ini atau kata-kata jahat, pengaruh jahat di luar sana.

Plot yang ditawarkan memang tak begitu kompleks, datang sebagai pengembangan kisah Michael Myers. Berbeda dibandingkan premis awal dari seri Halloween yang terkesan simpel tentang seorang pembunuh berantai yang meneror sebuah kota kecil.

Sumber: Tabloidbintang

Exit mobile version