BANDA ACEH – Menteri Koordiantor Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dunia masih dibayangi berbagai ketidakspatian yang menyebabkan harga pangan dan energi meningkat. Setelah krisis karena pandemi Covid-19 dan ketegangan geopolitik, ia menyebut ada risiko perang nuklir.
“Dunia masih dibayangi kemungkinan menujunya situasi terburuk perang nuklir. Kami melihat ini sebagai masalah yang serius,” kata Luhut dalam Pembukaan SOE International Conference dan Peluncuran Indonesia Water Fund (IWF) yang disiarkan YouTube Kementerian BUMN RI, Senin, 17 Oktober 2022.
Luhut menuturkan dunia saat ini menghadapi krisis karena perang Rusia dan Ukraina yang mengganggu rantai pasok global. Sejumlah negara telah bersiap menghadapi berbagai kemungkinan pada masa mendatang yang tidak bisa diprediksi, tak terkecuali Indonesia.
Ketidakpastian itu, ucap Luhut, tampak dari gejolak harga minyak dunia yang makin tinggi, bahkan kembali mendekati US$ 100 per barel. Pada saat yang sama, ia menyatakan negara perlu mewaspadai tren penurunan komoditas ekspor utama, termasuk sawit.
Meski tren harga sawit terus menanjak, Luhut mengatakan Indonesia perlu hati-hati terhadap melorotnya permintaan komoditas tersebut. “Hari ini kita menghadapi perfect storm dengan kondisi yang sangat volatile. Pemerintah Indonesia sangat serius menghadapi isu ini,” ucap Luhut.
Luhut melanjutkan, lonjakan harga komoditas global utamanya energi dan pangan memicu kenaikan harga-harga barang di dunia yang mengerek inflasi. Inflasi sejumlah negara maju, kata dia, sudah menunjukkan tanda-tanda kenaikan bahkan ada yang menembus lebih dari 10 persen.
Walau demikian, ia memastikan inflasi di Indonesia masih terkendali di level moderat. Inflasi tahunan, ucap dia, terjaga di level 6 persen sampai akhir tahun nanti. Luhut mengklaim dengan berbagai strategi, Indonesia dapat menghadapi gejolak krisis. Kepercayaan diri itu tak terlepas dari klaim Luhut bahwa Indonesia berhasil melalui krisis pandemi Covid-19.
“Indonesia menunjukkan bahwa kita mampu menyelesaikan masalah paling kompleks berdasarkan pengetahuan, tekonologi, data sebagai dasar kebijakan,” ucapnya.
Dalam kondisi ini, Luhut mengatakan peran BUMN untuk mendukung perekonomian sangat penting. Apalagi Indonesia sedang bersiap mewujudkan visi menjadi negara maju pada 2045.