BANDA ACEH – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengatakan penangkapan tersangka bandar judi online Apin BK yang disebut polisi sebagai bandar “kelas atas“ adalah “pintu masuk“ untuk mengungkap benar atau tidaknya jejaring yang dikenal dengan sebutan “Konsorsium 303”.
Di sisi lain, pengamat menilai penangkapan Apin BK “jangan dulu dianggap sebagai angin segar“ dalam penuntasan perjudian di Indonesia.
Anggota Kompolnas, Albertus Wahyurudhanto, mengatakan pihaknya akan terus mengawasi dan mendalami pengusutan kasus judi online usai penangkapan Apin BK karena diyakini ada keterlibatan “orang dalam“ dan “mafia“.
“Bagi Kompolnas yang terpenting, apa yang sudah ditangkap itu harus diperiksa secara benar, kemudian komprehensif, lalu sanksinya juga sesuai ketentuan, dan dicek juga siapa-siapa yang terlibat di dalamnya karena tidak mungkin kalau selama ini mereka bisa beroperasi tanpa adanya ‘perlindungan atau back up dari orang dalam‘. Itulah yang Kompolnas dorong dan Kapolri sudah janji akan terbuka,“ kata Albertus kepada BBC News Indonesia, Senin (17/10/2022).
Namun demikian, pakar kriminologi dan kepolisian Adrianus Meliala justru meminta masyarakat jangan dulu berharap.
“Publik perlu melihat dulu sebetulnya ini satu langkah yang bersifat sistematis, menyeluruh, dan konsisten dari kepolisian atau sebenarnya untuk menyenangkan kita saja. Kita dikasih kue, dikasih permen, seolah-olah bahwa masalahnya sudah selesai.
“Sebaiknya ditunggu hingga beberapa lama, betulkah judi online maupun non-online betul-betul hilang dari Indonesia? Tapi kalau misalnya tidak, tentu ini jadi pertanyaan mengapa ini ditangkap, yang ini nggak?“ kata Adrianus.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo, mengatakan pihaknya akan memproses jaringan Apin BK secara tuntas.
“Saat ini sedang didalami oleh bareskrim dan proses sidik lanjut oleh Polda Sumut,“ kata Dedi melalui pesan singkat.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pernah mengatakan Polri sudah membentuk tim gabungan untuk melacak Konsorsium 303.
Pada Jumat (14/10), buronan kasus judi online Apin BK ditangkap di Malaysia.
Pada malam harinya, Apin BK tiba di Jakarta didampingi sejumlah penyidik dan dibawa ke Bareskrim Polri. Laki-laki asal Medan itu masuk daftar pencarian orang (DPO) sejak 24 Agustus 2022.
Nama Apin BK tercantum dalam bagan Konsorsium 303, yang memuat nama dan peran orang-orang yang diduga terlibat dalam bisnis ilegal, termasuk perjudian.
Istilah Konsorsium 303 ini mencuat bersamaan dengan pengusutan kasus pembunuhan Brigadir J yang juga menyeret nama Ferdy Sambo.
Nama Apin BK tercantum dalam bagan Konsorsium 303 dan disebut sebagai konsorsium Sumut (Sumatera Utara).
Kejahatan yang ‘dibiarkan’
Keseriusan kepolisian dalam mengusut perjudian online maupun Konsorsium 303, kata Adrianus Meliala, bisa dilihat dari langkah polisi ke depannya karena jika Apin dikategorikan sebagai “kelas kakap, berarti dia tidak bermain sendirian”.
Sampai tahap ini, Guru Besar Kriminologi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) itu “untuk sementara tidak optimistis” kalau isu perjudian akan diusut tuntas.
“Kalau nanti kemudian dari berbagai polda ada laporan tentang penangkapan-penangkapan, yang kemudian diteruskan dengan penelusuran, serta kegiatan penangkapan ini juga tidak hanya sampai sini tapi juga berlangsung kepada yang lain-lain, selama sebulan misalnya, dan berakhir dengan pemberian vonis bagi pelakunya, baru saya percaya bahwa ini memang adalah langkah yang genuine, langkah yang memang tulus, dalam rangka mengoptimalisasi kewenangan kepolisian terhadap para penjudi,” ujar Adrianus.
Mantan anggota Kompolnas periode 2012-2016 itu mengatakan sebenarnya kepolisian sudah memiliki data tentang perjudian, apalagi judi merupakan “salah satu kejahatan yang paling tua dan tercatat di kepolisian”.
Meski demikian, selama ini data itu “dibiarkan saja” karena tidak menghasilkan langkah penindakan, penyuluhan, atau pemetaan tentang perubahan perjudian.
“Ketika ada kecurigaan mengenai Konsorsium 303, maka kesannya orang-orang yang ada di dalam data ini dipelihara, dijadikan sebagai ATM polisi,” ujar Adrianus.