Bos BCA soal Ekonomi Diprediksi Gelap di 2023: Resesi Global Akan Terjadi!
EKONOMIGLOBAL

Bos BCA soal Ekonomi Diprediksi Gelap di 2023: Resesi Global Akan Terjadi!

ADVERTISMENTS
Iklan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H dari Bank Aceh Syariah
image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Ekonomi dunia diproyeksi gelap pada 2023. Hal tersebut dipicu oleh adanya the perfect storm alias krisis multidimensi yang terdiri dari inflasi tinggi, kontraksi ekonomi menuju resesi, hingga situasi geopolitik yang masih dalam ketidakpastian.

ADVERTISMENTS

Menanggapi hal itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja telah menduga bahwa resesi global akan terjadi.

Pasalnya, kondisi perekonomian dunia pada tahun depan dinilai sangat memprihatinkan.

ADVERTISMENTS
ADVERTISMENTS

“Inflasi lumayan tinggi, sejauh ini kurs mulai melemah walaupun masih jauh lebih baik dari negara lain, tapi cost produsen, bahan baku dari impor mau tidak mau, harga minyak seperti yoyo, kemarin 80-an, siang ini sudah mendekati 90 lagi brent,” ujar Jahja dalam konferensi pers yang dikutip HARIANACEH.co.id, Kamis (20/10).

Berita Lainnya:
China Ancam Negara-negara yang Negosiasi Tarif Trump, Siapkan Aksi Balasan!

Menurutnya, Ia tidak dapat memastikan apa yang akan terjadi lagi ke depannya. Padahal, saat ini akan memasuki musim dingin di mana kebutuhan akan heater bertambah.

ADVERTISMENTS
ADVERTISMENTS

“Kalau musim dingin harga minyak bertambah, Maret tahun depan baru turun lagi,” jelasnya.

Ia melihat kondisi seperti inilah yang akan membuat biaya produksi meningkat dan akan berpengaruh ke masyarakat.

“Cost of produksi belum tentu bisa ditransaksikan ke daya jual. UMR masih minimal, tapi bansos dari pemerintah sangat menolong masyarakat. Buying power belum terlalu besar untuk yang bekerja, pabrik-pabrik tidak bisa naikin begitu mudah, ada juga yang resize packaging untuk mengakali cost,” tambah dia.

Berita Lainnya:
50 Ribu Lebih Warga Palestina Tewas Akibat Genosida Israel, Mayoritas Kaum Perempuan dan Anak

Di sisi lain, permintaan produksi CPO masih meningkat secara terus menerus dan bahkan diprediksi akan menambah lahan.

Perusahaan tambang juga masih membutuhkan tenaga kerja manusia, sehingga tidak bisa diterapkan secara keseluruhan untuk digitalisasi.

“Secara fisik butuh tenaga kerja, belum transport dari tambang. Tidak bisa berjalan sendirian, butuh diangkut dan butuh transportasi. Ini sangat positif, tenaga kerja di daerah tidak cukup menampung. Dari Jawa bisa ke sana,” pungkas Jahja.

Hal ini tentunya akan membuat pendapatan dapat dibagi ke tempat mereka bekerja. Mulai dari Kalimantan hingga Sulawesi.

ADVERTISMENTS
Selamat & Sukses dr. Elfina Rachmi atas pengukuhan sebagai Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Persahabatan
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS