BANDA ACEH – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku ada temuan lain penyebab gagal ginjal akut misterius pada anak selain dugaan kandungan etilen glikol pada parasetamol sirup.
Beberapa dugaan yang muncul adalah dipicu oleh infeksi virus yang ditemukan dalam tubuh pasien, maupun mengarah pada multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem setelah Covid-19.
MIS-C adalah komplikasi yang dapat muncul pada pasien Covid-19 anak, di mana terjadi peradangan di berbagai sistem organ termasuk ginjal.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan, hal ini perlu investigasi lebih lanjut.
Sebab, belum ada virus spesifik yang ditemukan pada pasien AKI.
Virus-virus lain yang ditemukan dalam tubuh penderita, meliputi leptospirosis, influenzae, parainfluenzae, virus CMV, virus HSV, bocavirus, legionella, shigella, e.coli, dan sebagainya.
“Penyebabnya ini ada beberapa teori. Tadinya, kita duga terkait dengan Covid-19, merupakan MIS-C,” kata Piprim dalam konferensi pers secara daring, Jumat 21 Oktober 2022.
“Jadi penyebabnya itu kita belum konklusif. Oleh karena itu, butuh investigasi lebih lanjut,” imbuhnya.
Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Eka Laksmi Hidayati mengungkapkan, ada beberapa gejala yang ditemukan pada pasien yang mengarah pada MIS-C.
Salah satunya terjadi peningkatan inflamasi. Oleh karena itu, tata laksana penanganan pasien gangguan ginjal akut misterius di RS Dr. Cipto Mangunkusumo yang menjadi pusat rujukan pun sesuai tata laksana MIS-C.
“Sebetulnya yang tadi konsisten itu adalah adanya hyper inflamasi yang lebih banyak, yang sangat mungkin terkait MIS-C,” kata Eka.
Kendati demikian, investigasi masih terus dilakukan mengingat adanya jenis virus yang tidak seragam.
Saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat jumlah penderita gangguan ginjal akut misterius mencapai 206 kasus yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia.
Sebanyak 99 di antaranya meninggal dunia. Mayoritas pasien yang meninggal adalah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65 persen.