BANDA ACEH – Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh, Syafruddin Haris, menyebutkan bahwa kebanyakan pasien gagal ginjal akut misterius yang tak tertolong akibat terlalu lama di rawat di rumah atau bukan di rumah sakit rujukan.
“Tapi kalau dia datang sudah enam hari anaknya tidak kencing, ini yang buat pasien-pasien ini rata-rata yang meninggal ini dilakukan dialisis hemodelisis atau cuci darah, memang walaupun dealisisnya berhasil tapi terjadi penurunan kesadaran yang tiba-tiba,” ujar Syafruddin Haris dalam konferensi pers di Kantor IDI Aceh, Minggu (23/10/2022).
Syafruddin mengatakan, para orang tua sangat wajib menyadari apabila anak dibawah enam tahun tidak mengeluarkan urine atau urine-nya sedikit, maka diwajibkan segera mendatangi pusat pelayanan kesehatan supaya bisa langsung ditangani.
“Sekarang banyak pasien sudah lebih waspada. Misalnya, anaknya sudah enam jam enggak kencing langsung datang ke kita, jadi tata laksana cepat juga penyembuhannya,” ujar Syafruddin.
Ia menyebutkan, IDAI Aceh mengimbau kepada seluruh fasilitas kesehatan (Faskes) untuk sementara waktu tidak memberikan obat-obatan dalam bentuk sirup bila ada pasien anak yang tengah berobat.
Menurutnya, Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Tengah adalah daerah yang paling banyak merujuk pasiennya ke rumah sakit umum daerah zainal abidin (RSUDZA) Banda Aceh untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
“Kalau kita lihat dari dari Kabupaten/kota paling banyak yang rujukan Banda Aceh yang kedua dari Aceh Tengah,” pungkasnya.[]