BANDA ACEH – Film Batman, The Dark Knight yang dibintangi Christian Bale dilarang diputar di Hongkong oleh pemerintah. Rencananya, film Christopher Nolan itu bakal diputar outdoor di Hongkong pada 27 Oktober 2022 mendatang namun dibatalkan.
Dilansir dari Variety, pihak penyelenggara mendapatkan tekanan dari pemerintah. Mereka memutuskan mengembalikan uang pemilik tiket pada akhir pekan ini.
Entah kenapa pelarangan itu baru mereka terapkan sekarang, padahal The Dark Knight dirilis pada 2008 dan sempat muncul di bioskop.
Apalagi salah satu lokasi syuting The Dark Knight mengambil tempat salah satu gedung di Hong Kong, kala itu Bruce Wayne pergi ke sana untuk mengejar pengusaha korup bernama Lau (Chin Han).
Pada film tersebut memang digambarkan kebobrokan dari sistem pemerintah dan kepolisiannya yang dengan mudahnya dibeli oleh Lau agar tunduk pada sang penjahat.
Beberapa media pun merasa jika pemerintahan China jadi lebih khawatir dengan paparan ide-ide luar melalui film, khususnya yang terjadi pada Hong Kong.
Pelarangan The Dark Knight membuat warga Hongkong makin bertanya-tanya. Beberapa tahun belakangan, masyarakat Hong Kong tumbuh konsep mainlandization atau memilih untuk memisahkan diri dari China.
Tahun 2020 pemerintah China mulai membatasi dengan memangkas semua hal yang mengarah ke sana, mulai dari menutup kantor-kantor berita hingga menangkap para jurnalis yang menulis hal-hal tentang itu.
Pelarangan The Dark Knight di Hongkong memunculkan kekhawatiran yang cukup besar di masyarakat. Ada rasa kehawatir film-film Hollywood lainnya akan kesulitan untuk bisa lolos sensor dan tayang di sana.
Sebelumnya film Hollywood seperti Thor: Love and Thunder, Eternals hingga Lightyear sudah dilarang tayang di Hongkong karena dinilai menampilkan unsur LGBTQ pada karakter di film. Selain itu ada pula yang menyebutkan jika film-film itu memiliki sedikit sentimen anti-China.
Soal unsur LGBTQ, China memang cukup tegas. mereka melarang pria-pria bergaya feminin tampil di televisi atau pun dalam film.
Pemerintah China juga menerapkan aturan untuk pihak produksi tidak memakai filter kecantikan bagi serial televisi maupun film agar para aktornya tetap terlihat maskulin.
Sumber: Tabloidbintang