NASIONAL
NASIONAL

Utang Pemerintah Naik Lagi, Kini Per September 2022 Rp 7.420 Triliun

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Total utang pemerintah kembali naik. Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan terakhir, per 30 September 2022, utang pemerintah sebesar Rp 7.420 triliun.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Total utang itu naik sekitar 2,54 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp 7.236,61 triliun. Demikian juga dengan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) juga meningkat dari 38,3 persen menjadi 39,30 persen.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Peningkatan tersebut masih dalam batas aman, wajar, serta terkendali diiringi dengan diversifikasi portofolio yang optimal,” demikian pernyataan yang tertuang dalam APBN KITA edisi Oktober 2022.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Kementerian Keuangan menyatakan, rasio utang itu masih berada pada batas aman karena masih jauh di bawah batas maksimal yang ditentukan dalam Undang-undang Keuangan Negara yang mencapai 60 persen dari PDB. 

Berita Lainnya:
Kubu Pramono Anung-Rano Karno Sebut Pernyataan Budi Arie Menyesatkan soal Tersangka Judi Online
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Adapun rincian dari komposisi utang pemerintah itu, terbesar berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) mencapai 89,04 persen, sedangkan yang berasal dari pinjaman hanya mencapai 10,96 persen.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Total utang yang berasal dari penerbitan SBN sebesar Rp 6.607,48 triliun, terdiri dari penerbitan SBN Domestik sebesar Rp 5.242,33 triliun dan dalam bentuk SBN Valas atau valuta asing sebesar Rp 1.365,15 triliun.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Untuk utang yang berasal dari pinjaman, nominalnya sebesar Rp 812,99 triliun. Berasal dari pinjaman dalam negeri sebesar Rp 16,02 triliun dan pinjaman luar negeri Rp 796 triliun. Pinjaman luar negeri ini berasal dari bilateral Rp 260,05 triliun, multilateral Rp 492,30 triliun, dan bank komersial Rp 44,63 triliun.

Berita Lainnya:
Janji Loloskan Jadi Bintara Polri, Wanita di Lampung Tipu Korban Hingga Rp1 Miliar

Dalam dokumen APBN KITA bulan ini itu, tertera bahwa peningkatan jumlah utang tak lepas dari kebutuhan pembiayaan meningkat cukup pesat sebagai dampak dari kebutuhan belanja APBN selama pandemi mulai 2020.

“Akibat pandemi, ekonomi tidak bergerak karena adanya kebijakan PPKM di Indonesia dan Lockdown di sebagian negara sehingga untuk membiayai kegiatan termasuk untuk perlindungan sosial pembiayaan (utang) menjadi tulang punggung akibat penerimaan negara tidak mencapai target,” kata Kementerian Keuangan dala APBN KITA.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya