BANDA ACEH –Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) merupakan sosok yang pantas dihormati. Di tengah ketegangan relasi Arab Saudi dan Amerika Serikat, Putin menyatakan, Rusia bertekad meningkatkan hubungan dengan negara petro dollar tersebut.
Keputusan kelompok produsen minyak OPEC+ yang dipimpin oleh Arab Saudi bulan ini untuk memangkas target produksi minyak memicu perang kata-kata antara Gedung Putih dan Riyadh.
Berbicara di acara Valdai Discussion Club pada Kamis, 27 Oktober 2022, Putin mengakui Pangeran MBS telah mendukung keseimbangan pasar minyak. Dia menyebut, meskipun harga minyak tidak begitu krusial, prediktabilitas dan stabilitas penting di pasar minyak.
Dalam kesempatan yang sama, Putin juga menyatakan dukungannya agar Arab Saudi bergabung dengan grup BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Amerika Serikat telah mengkritik Pangeran MBS dan aliansi minyak OPEC+ karena setuju untuk memangkas produksi minyak. Langkah itu dianggap sebagai dorongan bagi upaya Rusia untuk melindungi ekonominya dalam menghadapi sanksi Barat.
Hubungan erat Saudi-AS sebelumnya telah renggang oleh sikap pemerintahan Presiden Joe Biden atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018 dan perang Yaman. Hubungan Riyadh yang berkembang dengan China dan Rusia juga memicu perhatian AS.
Pemotongan OPEC+ juga telah menimbulkan kekhawatiran di Washington tentang kemungkinan harga bensin yang lebih tinggi menjelang pemilihan paruh waktu di Amerika Serikat pada November. Demokrat berusaha mempertahankan kendali mereka atas Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat.
Biden berjanji bahwa “akan ada konsekuensi” untuk hubungan Amerika Serikat dengan Arab Saudi setelah langkah OPEC+ itu.
Menteri Energi Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, telah mengomentari hubungan negaranya dengan Amerika Serikat yang berselisih karena tidak sepakat mengenai pasokan minyak. Dia menyebut pihaknya lebih dewasa dalam menghadapi masalah ini.
“Saya pikir kami karena Arab Saudi memutuskan untuk menjadi orang yang lebih dewasa dan membiarkan dadu jatuh. Kami terus mendengar Anda ‘bersama kami atau melawan kami’, apakah ada ruang untuk ‘kami bersama rakyat Arab Saudi’?” kata Pangeran Abdulaziz di forum Future Investment Initiative (FII), dikutip dari Reuters, Rabu, 26 Oktober 2022.
Sementara Menteri Investasi Saudi Khalid al-Falih mengatakan sebelumnya bahwa Riyadh dan Washington akan mengatasi pertengkaran “tidak beralasan” mereka. Dia menyoroti hubungan perusahaan dan institusional yang sudah berlangsung lama.
“Jika Anda melihat hubungan dengan sisi masyarakat, sisi perusahaan, sistem pendidikan, Anda melihat institusi kami bekerja sama, kami sangat dekat dan kami akan mengatasi pertengkaran baru-baru ini yang menurut saya tidak beralasan,” katanya.
Putri Reema binti Bandar Al Saud, duta besar kerajaan untuk Washington, mengatakan dalam sebuah wawancara CNN bahwa Arab Saudi tidak berpihak pada Rusia dan terlibat dengan “semua orang di seluruh dunia”.
“Tidak apa-apa jika tidak setuju. Kami pernah tidak setuju di masa lalu, dan kami pernah setuju di masa lalu, tetapi yang penting adalah mengakui nilai dari hubungan ini,” katanya.
Reema menambahkan, banyak orang berbicara mengenai mereformasi atau meninjau hubungan kedua negara. Menurutnya itu adalah “hal yang positif” karena Arab Saudi “bukan kerajaan seperti lima tahun yang lalu.”