HIBURAN

Orang Pemarah Lebih Cepat Meninggal, Mitos atau Fakta?

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Menjaga pikiran agar tidak marah, ketika memang datang emosi yang memuncak, tidaklah mudah. Namun penelitian yang mengungkap bahwa amarah berkaitan dengan usia yang pendek, seperti dilansir Dailymail, mungkin bisa membantu Anda lebih fokus menahan diri untuk tidak marah-marah.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Berikut 5 fakta tersembunyi dari kemarahan, yang berbahaya bagi kesehatan Anda.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

1. Pemarah lebih cepat meninggal

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Riset dari Iowa State University menemukan bahwa pria yang marah antara usia 20 sampai 40 tahun, satu setengah kali lebih mungkin meninggal pada usia 35 tahun, dibandingkan dengan mereka yang lebih tenang.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Ilmuwan yakin hal ini disebabkan sejumlah faktor yang menghubungkan stres dengan kerusakan fisiologis. Seringnya pelepasan adrenalin selama periode kerusakan stres DNA, dapat menyebabkan penyakit yang mengancam jiwa seperti multiple sclerosis.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

2. Pemarah cenderung kurang istirahat

Berita Lainnya:
Klarifikasi Video Vior 15 Menit 20 Detik Beredar Luas, Ternyata Benar Itu.....?
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Perasaan amarah menghasilkan respons yang meningkat dalam amigdala (bagian otak yang terkait dengan naluri bertahan hidup). Emosi dalam amarah mendorong amigdala untuk memberi sinyal kecemasan yang meningkat ke bagian otak dan tubuh lainnya yang meningkatkan aliran darah ke anggota badan dan jantung, yang membuat relaksasi berkurang.

Mereka yang mengumbar amarah cenderung mengalami insomnia daripada mereka yang terlibat dalam ‘perdebatan’ emosional, menurut ilmuwan syaraf di Universitas Massachusetts.

“Menuliskan penyebab kemarahan Anda mengurai beban pikiran Anda, mengurangi respons ketakutan dan mendorong relaksasi,” kata Mike Fisher, direktur British Association of Anger Management.

3. Kemarahan bisa sebabkan sakit kepala

Emosi seperti terlalu gembira atau terlalu marah mengakibatkan pelepasan hormon stres kortisol, adrenalin dan testosteron, yang menempatkan tubuh ke ‘mode flight’.

Lonjakan kimiawi meningkatkan aliran darah ke otak dan memicu pembengkakan pembuluh darah dan saraf di sekitar otak serta tekanan yang bisa mengakibatkan ketegangan dan sakit kepala.

Berita Lainnya:
Detik-detik Denny Sumargo Datangi Rumah Farhat Abbas Mau Dihajar, Dimulai dari Perdebatan Sengit

4. Kemarahan merusak sistem pernafasan

Menurut periset di Harvard School of Public Health, masalah permusuhan dapat mengurangi fungsi sistem pernafasan. Selama periode delapan tahun, individu yang selalu bermusuhan melakukan tindakan yang sangat buruk secara sangat signifikan dan lebih buruk daripada orang-orang yang tidak bermusuhan.

5. Kemarahan bisa sebabkan depresi

Ketika kita merasa marah, neurotransmiter dan hormon mengalir melalui aliran darah dan dapat meningkatkan denyut jantung serta ketegangan otot. Ini merupakan keadaan tubuh yang harus diwaspadai.

Seringnya terjadi reaksi ini membuat ketegangan pada neuron di hipotalamus (pusat kendali stres pada otak) menjadi sulit bagi neuron untuk dimatikan. Dan hormon bahagia (serotonin) secara signifikan terkuras pada beberapa individu dengan sifat agresif.

Sumber: Tabloidbintang


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya