BANDA ACEH – Perayaan Halloween di Itaewon, Korea Selatan berubah menjadi tragedi. Malam yang harusnya penuh kegembiraan itu berubah menjadi air mata. Pada malam 29 Oktober di Seoul, Korea Selatan, diperkirakan lebih dari 100.000 orang berkumpul di sekitar Itaewon untuk merayakan akhir pekan Halloween. Besarnya jumlah massa yang datang, desak-desakan dan saling dorang tak terhindarkan.
Akibat desak-desakan ini dilaporkan lebih dari seratus orang mengalami serangan jantung. Rekaman video amatir yang memperlihatkan ada orang tergeletak dan menerima CPR beredar di media sosial. CPR (Cardiopulmonary resuscitation) atau Resusitasi jantung paru adalah teknik penyelamatan yang berguna dalam banyak keadaan darurat, seperti serangan jantung atau hampir tenggelam, di mana pernapasan atau detak jantung seseorang telah berhenti. The American Heart Association merekomendasikan memulai CPR dengan kompresi dada yang keras dan cepat.
Dikutip dari Allkopop.com, menurut petugas pemadam kebakaran darurat, kecelakaan dalam perayaan Halloween itu terjadi sekitar pukul 22:15 waktu Korea Selatan, tepat sebelum polisi menerima laporan bahwa sekitar 20 orang pingsan karena desak-desakan. Sampai saat ini pihak berwenang masih mencari penyebab pasti kecelakaan ini.
Pada 30 Oktober pukul 11 malam waktu setempat, Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat Korsel mengkonfirmasi bahwa jumlah korban tewas telah meningkat hingga 154 dan 132 terluka. Sebanyak 103 dari 154 korban dilaporkan berusia dua puluhan tahun. Sebanyak 11 orang ussia remaja telah dipastikan meninggal. Ada keterlambatan konfirmasi jumlah korban karena anak di bawah umur 17 tahun tidak memiliki kartu identitas.
Tak hanya warga Korea Selatan yang menjadi korban dalam tragedi di Itaewon, sebanyak 26 warga negara asing diidentifikasi sebagai korban termasuk 5 dari Iran, 4 dari China, 4 dari Rusia, 2 dari Amerika Serikat, dan 2 dari Jepang. Sebanyak 36 orang dilaporkan luka berat dan 96 orang luka ringan.
Para pejabat dan pihak berwenang Korea Selatan saat ini mendesak identifikasi cepat para korban untuk membantu keluarga mereka.
Penulis Redaksi
Editor Suyanto Soemohardjo
Sumber: Tabloidbintang