BANDA ACEH – Tifauzia Tyassuma atau dikenal Dokter Tifa menyoroti terkait Epidemiolog, Dicky Budiman yang meminta pemerintah agar kembali menggenjot vaksinasi booster setelah munculnya dua varian Covid-19 baru. Sebab, Dicky Budiman menyebut kasus harian Covid-19 di Indonesia saat ini kembali mengalami kenaikan.
Hal itu ditanggapi melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Dokter Tifa menyinggung soal pemberian vaksin yang sudah tiga kali di Indonesia.
Dokter Tifa juga mengutarakan bahwa adanya kegagalan vaksin.
“Vaksinasi sdh diberikan 3 kali. Muncul varian baru lagi. Bukankah itu tanda kegagalan vaksin dalam mengeradikasi Virus? Kl Epidemiolog betul2 mendasarkan analisisnya dg ilmu epidemiologi, maka sarannya pasti bukan: Ayo suntik lagi! Konyol, bukan?,” tutur Dokter Tifa melalui akun Twitter pribadi miliknya, Selasa (7/11).
Vaksinasi sdh diberikan 3 kali. Muncul varian baru lagi.
Bukankah itu tanda kegagalan vaksin dalam mengeradikasi Virus?
Kl Epidemiolog betul2 mendasarkan analisisnya dg ilmu epidemiologi, maka sarannya pasti bukan: Ayo suntik lagi!
Konyol, bukan?https://t.co/6VnflVIMj3
— Dokter Tifa (@DokterTifa) November 7, 2022 Sementara itu, Dicky Budiman mengingatkan akan ancaman kenaikan penularan Covid-19 yang dimungkinkan adanya transmisi Covid varian baru, yakni varian XBB dan XBC.
Dicky Budiman menjelaskan kedua varian tersebut memiliki resiko yang lebih berbahaya jika terpapar kepada orang yang telah terinfeksi dua kali atau lebih serta pemilik komorbid daripada varian Covid- lainnya.
“Hasil data riset menunjukkan resiko kematian lebih tinggi kepada mereka yang telah tertular lebih dari dua kali. Hal ini disebabkan penurunan fungsi limfosit T yang bertugas sebagai daya tahan tubuh,” tutur Dicky Budiman dikutip dari Tempo.
Oleh karena itu Dicky meminta kepada pemerintah untuk segera menggenjot vaksinasi booster serta tetap meningkatkan pelaksanaan protokol 5M di tengah masyarakat dengan harapan vaksinasi dan pelaksanaan 5M tersebut dapat menekan resiko penularan varian XBB dan XBC di Indonesia.
“Vaksinasi dan 5M juga harus tetap dikuatkan. Terutama adalah booster yang masih mentok di 27 persen terutama di kelompok-kelompok yang rawan. Nah dari situlah perlu ditingkatkan dari mitigasi, meningkatkan kemampuan deteksi dini, peningkatan sektor layanan masyarakat, dan lain sebagainya,” ujar Dicky Budiman.