Nasdem Muallaf, Pencapresan Anies dan Politik Pasca Jokowi
NASIONAL
NASIONAL

Nasdem Muallaf, Pencapresan Anies dan Politik Pasca Jokowi

image_pdfimage_print

Sebab, mereka menyadari betul, dalam menjalankan pemerintahannya nanti, Anies membutuhkan dukungan parlemen yang kuat untuk memuluskan program-program pemerataan pembangunan dan keadilan sosial. Tanpa itu, mustahil visi, misi dan program yang dijanjikan pada masa kampanye bisa diwujudkan.

ADVERTISMENTS

NasDem Muallaf juga berasal dari ceruk pendukung Anies yang merupakan basis massa pemilih baru Nasdem. Mereka adalah massa pemilih muslim urban dan modern dari kelas bawah dan menengah yang berancang-ancang memilih partai nasional demi memenangkan sang tokoh idolanya.

Anies adalah magnet politik baru nasional yang teruji dan terbukti memimpin DKI Jakarta. Hasil survei LSI menyebutkan bahwa 80,9 persen warga Jakarta puas terhadap kinerja Anies lima tahun mengomandani Ibu Kota Negara.

ADVERTISMENTS
ADVERTISMENTS
Berita Lainnya:
Jokowi Setengah-setengah Tunjukkan Ijazahnya: Perkuat Dugaan Palsu hingga Ingin Eksis Terus

Lepas dari paradoks pencalonan Anies dan efeknya terhadap Nasdem, yang pasti Anies merupakan tokoh yang tak punya party ID dibanding dengan dua calon presiden lainnya.

Ganjar Pranowo, jelas Party ID-nya PDIP, sementara Prabowo Subianto juga terang Gerindra. Anies dan dua nama tersebut merupakan 3 besar yang selalu muncul di berbagai survey calon presiden.

ADVERTISMENTS
ADVERTISMENTS

Sebagai calon presiden, Anies punya riwayat pemerintahan dan elektoral yang paling lengkap dibandingkan yang lain. Mengapa?

Pertama, Anies merupakan Gubernur DKI Jakarta Periode 2017-2022 dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Periode 2014-2016. Ia tokoh yang lahir dari rahim pemilu demokratis yang menang Pilgub 2017 dengan suara 3,2 juta lebih atau setara 57,96 persen.

Berita Lainnya:
MK Gugurkan Gugatan Tes IQ sebagai Tambahan Syarat untuk jadi Capres-Cawapres

Sebagai Mendikbud, Anies adalah pembantu presiden yang memimpin kementerian terbesar anggaran dan sumberdaya manusianya. Ia dipercaya lantaran kiprahnya sebagai Rektor Universitas Paramadina dan juru bicara Pasangan Calon Presiden Jokowi-Jusuf Kalla pada Pilpres 2014.

Kedua, Ganjar merupakan Gubernur Jawa Tengah Periode 2013-2023 dan anggota DPR RI  Periode 2004-2013. Ia tokoh dari rahim pemilu demokratis yang memenangkan 2 kali Pilgub 2013 dengan suara 6,9 juta lebih atau setara 48,82 persen, dan Pilgub 2018 dengan suara 10,3 juta lebih atau setara dengan 58,78 persen.

1 2 3

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS