NASIONAL
NASIONAL

RR Telanjangi Sebab PDB Indonesia Rangking ke-7, Politisi Demokrat: Mencerahkan!

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Rangking Indonesia dalam hal Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) pada tahun 2022 ini meningkat cukup pesat. Penyebab dari hal ini diulas oleh mantan Menko Ekuin era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Menariknya, ulasan Rizal Ramli terkait rangking PDB/GDP Indonesia tahun 2022 ini dinilai sebagai penjelasan yang membuat masyarakat memahami tentang perekonomian dengan cukup jelas tapi disampaikan secara sederhana.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Salah satu pihak yang memberikan apresiasi kepada sosok yang sering disapa dengan akronim namanya, RR, ini adalah politisi sekaligus Anggota DPR RI dari fraksi Partai Demokrat, Benny K. Harman, melalui akun Twitternya, Selasa (14/11).

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Penjelasan yang mencerahkan, logis dan rasional. Rakyat yang semula belum tahu kini menjadi tahu. Yang sebelumnya tidak mengerti sekarang sudah mengerti. Masalah sulit tapi dijelaskan dengan bahasa sederhana,” ujar Benny.

Berita Lainnya:
Elite PDIP Tantang Prabowo Teken Perppu Perampasan Aset: Kalau Memang Urgent Turunkan Aja

Penjelasan Rizal Ramli terkait dengan rangking PDB/GDP Indonesia disampaikan pula di dalam akun Twitternya pada Minggu kemarin (13/11).

Mantan Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) ini menyatakan, kenaikan rangking PDB/GDP Indonesia adalah karena metode perhitungan yang digunakan tak cukup koperhensif dalam menjelaskan keadaan sebenarnya dari perekonomian dalam negeri.

Dia mengurai, tolok ukur yang digunakan pemerintah saat ini adalah power purchasing parity (PPP) atau Keseimbangan kemampuan berbelanja atau kerap disebut paritas daya beli.

“Benar Indonesia masuk G-20 karena PDB (GDP) pada urutan ke-17 dengan nilai USD 1,29 Trilliun (2022). Dengan ukuran PPP (Power Purchasing Parity) rangking RI naik jadi nomor 7, tapi hitungan PPP itu sumir, tidak lazim dan banyak kelemahan!” tuturnya.

Berita Lainnya:
Tom Lembong jadi Tersangka, Rieke Diah Pitaloka Kenang Momen Tolak Impor Gula Tahun 2015

Lebih dari itu, Rizal Ramli mencatat PDB/GDP per kapita Indonesia pada tahun 2022 terbilang rendah jika dilihat dari segi tingkat pendapatan masyarakat yang justru memperlihatkan ketimpangan.

“Pejabat doyan pakai (indikator) PPP supaya kelihatan hebat. Tapi dari segi yang penting untuk kesejahteraan rakyat, GDP per kapita Indonesia sangat rendah di dunia, nomor 104,” ujarnya.

“Tahun 2021: GDP per kapita Indonesia hanya 4.291 dolar per orang, Malaysia 11.371 dolar dan Thailand 7.233 dolar. Itupun ketimpangan pendapatan di RI sangat tinggi karena tidak pro-rakyat!” tandas Rizal Ramli. 


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya