BANDA ACEH -Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Yoyok Sukawi menanggapi permintaan netizen yang ingin adanya transformasi dari level Asosiasi Provinsi (Asprov). Menurutnya, semua anggapan netizen belum tentu benar.
Dalam hal ini Yoyok menjelaskan bahwa sepak bola Indonesia belum sempurna. Namun, apa yang disampaikan netizen tidak sepenuhnya benar.
“Kalau yang ngomong bukan ngurus bola, nggak pernah ngurus bola, saya bilang yang mengurus bola, bukan yang hobi main bola. Kalau yang ngomong pengurus bola, boleh dia ngomong gitu,” kata Yoyok Sukawi saat bincang dengan awak media di Fx, Jakarta, Rabu (23/11/2022).
“Voters di PSSI sebenarnya bukan hanya satu jenis. Voters di PSSI itu banyak, ada bupati, walikota, gubernur, pengusaha top, ketua dewan, anggota dewan, ada pedagang, artis, ada yang bukan siapa-siapa. Itu banyak,” sambungnya.
Yoyok juga menanggapi soal peran Voters yang disebut oleh netizen bisa disuap demi kepentingan seseorang. Menurut petinggi PSIS Semarang, hal itu tidak benar.
“Saya tahu mungkin netizen punya asumsi kalau pas pemilihan (KLB) dapat uang saku, 1000 dollar, 5000 dollar, saya mau tanya, orang-orang sekelas Mas Azrul Ananda masak mau disuap, itu voters persebaya, terus orang-orang sekelas pak Umuh (Muchtar), rumahnya kayak begitu kok masa mau disuap, coba di-mapping dulu sebelum ngomong itu,” terangnya.
“Voters yang di Indonesia itu ada gubernur. Vote-nya PSMS Medan itu Pak Edy Rahmayadi. Masa mau disuap. Jadi bukan begitu. Itu hanya asumsi. Bagi-bagi duit nih, saatnya suap-suapan. Oh enggak,” jelasnya.
Ia menyebut jika voters mendapat uang itu memang hak mereka terutama ketika sedang menggelar Kongres Tahunan atau KLB. Menurutnya, itu resmi dan bisa dipertanggungjawabkan di pengadilan.
“Di setiap kongres, PSSI itu selalu memberi uang saku, beri uang hotel, itu resmi dan itu tanda tangan. Itu ada SPJ-nya. Dan memang besar. Masa teman kita yang di Papua mau dikasih uang saku sejuta, nggak mungkin,” jelasnya.
“Dia biasanya dua orang, voters dan delegasi. Kalau masing-masing dikasih 20 juta, itu resmi dari PSSI, tanda tangan. Dan itu bukan uang negara. Itu uangnya PSSI hasil dari muter liga, ada dari sponsor, ada bantuan dari FIFA.”
“Kalau mau kongres kita ada bantuan dari FIFA. Itu ada nomenklaturnya, itu sah demi hukum dan bisa dipertanggungjawabkan. Tapi kadang-kadang netizen ini punya asumsi,” pungkasnya.