JAKARTA — Pakar hukum tata negara Prof Jimly Asshiddiqie meresmikan pojok baca yang berisi buku-buku karyanya, yakni Jimly Books Corner di 10 perguruan tinggi atau universitas di Tanah Air. Peresmian yang ditandai di kantor Komisi Yudisial (KY) ditandai dengan pemotongan pita Jimly Books Corner oleh Ketua KY Prof Mukti Fajar Nur Dewata.
“Ini untuk awal, peresmian books corner lainnya (direncanakan) untuk 1.000 perpustakaan di universitas dan perpustakaan daerah,” ujar eks ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu dalam acara peluncuran dua buku karyanya dan peresmian Jimly Books Corner di kantor Komisi Yudisial (KY), Jakarta Pusat, Senin (5/12/2022).
Jimly mengatakan, Jimly Books Corner yang ada di 10 perguruan tinggi itu berada di perpustakaan kampus. Adapun 10 universitas itu adalah Universitas Indonesia, Universitas Sebelas Maret, Universitas Brawijaya, Universitas Surabaya, dan Universitas Diponegoro. Berikutnya, Universitas Andalas, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Jenderal Ahmad Yani, Universitas Al-Azhar Indonesia, dan Universitas Hang Tuah.
Jimly mengatakanm peresmian Jimly Books Corner ditujukan agar seluruh pihak, terutama mahasiswa dan para pembuat kebijakan dapat membaca buku-buku karyanya. “Ini supaya buku saya dibaca. Saya merasa buku saya banyak ide yang perlu diketahui. Soal enggak setuju, terserah pembaca, tapi baca dulu,” ujar mantan ketua umum ICMI tersebut.
Ke depannya, Jimly berharap, dapat meresmikan Jimly Books Corner di seluruh universitas serta perpustakaan daerah di Indonesia. Bahkan, ia menargetkan idealnya jumlah Jimly Books Corner dapat mencapai 10 ribu pojok baca dan tersebar di seluruh universitas dan perpustakaan daerah. Jimly berharap, gagasan darinya yang dimuat dalam buku di Jimly Books Corner dapat membuat para pembuat kebijakan melahirkan kebijakan yang tepat dan berpihak kepada rakyat.
Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia, Asep Saefuddin merasa bangga Al-Azhar Indonesia terpilih menjadi salah satu universitas yang memiliki Jimly Books Corner. Dia berharap buku-buku karya Jimly Asshiddiqie dapat dibaca oleh semua mahasiswa. “Semoga buku-buku itu bisa juga dibaca oleh semua mahasiswa, bukan hanya mahasiswa fakultas hukum,” ucap Asep.
Dalam kesempatan itu, Jimly meluncurkan dua buku mengenai hubungan negara dan agama serta kekuasaan yang masing-masingnya berjudul Teokrasi, Sekularisme, dan Khilafahisme serta Oligarki dan Totalitarianisme Baru. Di buku Oligarki dan Totalitarianisme Baru, ia menyoroti perihal fenomena kekuasaan masa kini yang terpusat pada pihak-pihak tertentu.
“Buku berjudul Teokrasi, Sekularisme, dan Khilafahisme (mengenai) pola hubungan antara negara dengan politik dan agama. Saya juga jelaskan bagaimana usaha Indonesia un tuk merumuskan sendiri hubungan antara agama dan bangsa,” ujar Jimly.