Ponpes Mawaridussalam Panen Padi Organik dengan Cara Baru

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

MEDAN – Pondok pesantren (ponpes) Mawaridussalam, Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, melakukan panen padi organik periode kedua pada Sabtu, (18/2/2023).

Lahan pertanian yang terletak di Batang Kuis itu seluas 7 rante, menghasilkan gabah sebanyak 1.399 kilogram. Lahan tersebut merupakan program binaan pertanian dari Baitul Mal Muamalat yang sudah panen kedua.

Penjaga pertanian padi organik ponpes, Imam Syarifuddin, mengatakan bahwa bibit padi organik itu dibeli jenis pandan wangi yang tekstur padinya panjang-panjang.

Baca Juga:

Presiden Jokowi Diminta Segera Teken RPP Zakat Pengurang Pajak untuk Aceh

Imam menyampaikan, panen padi organik tersebutpun terbilang cukup lama. Dimana umumnya, padi organik ini seharusnya sudah bisa panen. Namun, kata dia, berbeda dengan masa panen kedua ini.

“Kali mini padi sudah mencapai umur 100 hari baru dipanen. Mungkin karena salah satu latar belakangnya padi kita sudah sepenuhnya organik. Sehingga memang kita hanya mengandalkan pupuk organik dan kekuatan alam,” kata Imam.

Pengelola pertanian, Ibnu menyebutkan, panen padi organik kali ini sangat memberikan dampak kebermanfaatan terhadap warga. Sebab, panen tersebut juga melibatkan masyarakat setempat.

“Kita bersama warga untuk memanen padi ini jumlahnya ada 27 orang untuk seluruh lahan seluas 7 rante ini,” katanya.

Baca Juga:

Hiswana Migas Kecewa Masih Ada Elpiji 3 Kg Dijual Tak Sesuai HET

Salah satu warga yang ikut panen, Sugiono, mengaku takjub dengan panen padi organik kali ini. Hal inipun menjadi pembelajaran baru bagi warga yang ikut panen.

“Saya terkejut juga ikut panen kali ini, baru kali ini saya lihat penanaman padi yang beda, tanpa pupuk dan hasilnya juga terbilang banyak. Saya baru tau kalau organik ini bisa juga diterapkan disini,” ujarnya.

Imam melanjutkan, pertanian organik memang menjadi hal yang baru untuk masyarakat Batang Kuis dan sekitarnya. Mengingat seluruh masyarakat yang memiliki lahan pertanian padi memang masih melakukan pemupukan kimia untuk tumbuh kembangnya pertanian.

Pondok Pesantren Mawaridussalam lewat panen yang melibatkan warga merasa kagum dengan konsistensi pesantren untuk tetap memilih jalan organik

“Banyak warga memang yang meragukan organik, tapi kami tetap punya visi misi memberikan yang terbaik untuk pangan santri,” pungkasnya.

Untuk diketahui, gabah yang dihasilkan akan dijemur terlebih dahulu, setelah itu diantarkan ke kilang penggilingan padi. Sebab, pondok tersebut belum memiliki mesin giling pribadi.[]

Exit mobile version