Senin, 11/11/2024 - 04:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

OPINI
OPINI

Perselingkuhan Kedua Se-Asia, Prestasi atau Frustasi?

DILANSIR dari Tribunnews, Indonesia menjadi negara kedua di Asia yang terbanyak terjadi kasus perselingkuhan. Fakta ini berdasarkan hasil survei aplikasi Just Dating. Sementara Thailand menduduki peringkat pertama negara di Asia yang banyak kasus perselingkuhan. Hasil survei di Indonesia, sebanyak 40 persen mengaku pernah menyelingkuhi pasangannya. Dalam survei aplikasi just dating juga ditemukan fakta bahwa perempuan di Indonesia lebih banyak melakukan selingkuh ketimbang laki-laki.

Persepsi mengenai selingkuh ternyata berbeda antara perempuan dan laki-laki. Masih menurut survei Just Dating, perempuan mengartikan pasangannya berselingkuh apabila sudah saling berkenalan dengan lawan jenis dan bertukar pesan. Sedang bagi laki-laki, persepsi selingkuh apabila perempuan sudah berani pergi berdua dengan lawan jenisnya kemanapun.

Prestasi yang tak kalah mengejutkannya, dilansir dari Pikiran Rakyat, ternyata di tingkat dunia, kasus perselingkuhan di Indonesia menduduki peringkat keempat. Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan tentang perselingkuhan di Amerika Serikat, setengah dari orang yang sudah menikah berselingkuh setidaknya satu kali selama pernikahan. Hampir tiga perempat pria dan lebih dari dua pertiga wanita mengakui bahwa mereka telah berselingkuh. Sebagian besar perselingkuhan dimulai dengan teman dekat atau rekan kerja. Begitu perselingkuhan dimulai, hubungan tersebut berlangsung rata-rata dua tahun lamanya.

Menurut laporan World Population Review, ada beberapa negara dengan perselingkuhan yang sangat umum terjadi. Di wilayah Eropa, mereka memperlakukan orang-orang diperbolehkan tidur dengan orang lain di luar pernikahan. Sedangkan alasan terjadinya perselingkuhan sangatlah beragam, meski alasan-alasan tersebut tidak selalu beralasan atau benar namun rata-rata menjadi pangkal mengapa kemudian seseorang memutuskan untuk selingkuh, di antaranya ketidakpuasan dalam hubungan, kesenangan pribadi, masalah dalam diri sendiri, kurangnya komitmen dan masalah dalam hubungan.

Boleh dibilang fakta ini sangatlah ironi, prestasi mendunia namun dalam kasus perselingkuhan, padahal Indonesia adalah negara dengan penduduk yang memeluk Islam terbanyak di dunia. Laporan World Population Review mencatat, jumlah penduduk Indonesia mencapai 275,5 juta orang hingga 1 November 2022. Jumlah ini menempatkan Indonesia berada di peringkat keempat penduduk terbanyak di antara negara G20. Semestinya perselingkuhan tidak menyentuh angka tertingginya, karena kita tahu, mendekati zina saja sudah terlarang, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya,”Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (TQS Al-Isra:32).

Belum lagi jika kita bicara dampak buruknya, dari mulai rusaknya generasi yang terpapar ide liberalisme, seks bebas, penyakit kelamin, rusaknya nasab, kehamilan dan kelahiran yang tidak diinginkan, dan yang pasti bobroknya masyarakat akibat tak lagi peduli halal haram. Pertanyaannya, bagaimana bisa Perselingkuhan begitu marak dalam masyarakat yang notabene mayoritas beragama Islam?

Perselingkuhan Marak, Bukti Rapuhnya Bangunan Pernikahan dan Keluarga dalam Sistem Sekuler

Maraknya perselingkuhan menunjukkan rapuhnya ikatan pernikahan dan bangunan keluarga. Betul ada banyak penyebab, namun tak bisa dipungkiri faktor ketertarikan secara fisik dan mencari kesenangan adalah hal yang dominan. Dan kondisi ini adalah hal yang wajar dalam sistem sekuler kapitalis di mana manfaat dan kesenangan jasmani menjadi tujuan . Tak ada penghalang yang bisa menghentikan perselingkuhan itu, bahkan di beberapa komunitas masyarakat justru menjadikan perselingkuhan sebagai gaya hidup, kompetesi, hingga konten, yang semuanya mengarah pada perolehan pendapatan materi. Ada pula yang merasa bangga, merasa eksistensinya telah diakui dunia ketika ia menjadi pelaku pengganggu rumah tangga orang, nauzdubillah!

Inilah bukti sekulerisme menguasai, Islam memang menjadi agama mayoritas penduduk Indonesia, bahkan dunia, namun Islam tidak dijadikan pedoman hidup. Pemimpin Muslim tak menerapkan hukum Islam, bahkan justru membangun permusuhan dengan kaum Muslim yang hendak mengubah keadaan, dengan persekusi, pembubaran pengajian, pembatasan penggunaan masjid, pembatasan materi dakwah, melekatkan istilah teroris, ekstremis kepada kelompok-kelompok yang bergerak untuk amar makruf nahi mungkar. Akibatnya, keimanan semakin rendah , karena tak tercerdaskan sebagaimana seharusnya, selingkuh pun dianggap sebagai salah satu solusi persoalan . Juga maraknya berbagai hal yang justru mengkondisikan selingkuh sebagai pilihan.

1 2 3

Reaksi & Komentar

وَإِذِ اسْتَسْقَىٰ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِب بِّعَصَاكَ الْحَجَرَ ۖ فَانفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۖ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْ ۖ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِن رِّزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ البقرة [60] Listen
And [recall] when Moses prayed for water for his people, so We said, "Strike with your staff the stone." And there gushed forth from it twelve springs, and every people knew its watering place. "Eat and drink from the provision of Allah, and do not commit abuse on the earth, spreading corruption." Al-Baqarah ( The Cow ) [60] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi