BANDA ACEH – Universitas Syiah Kuala menggelar kegiatan sosialisasi kepada para dosennya terkait strategi untuk mencapai world class university. Kegiatan ini menghadirkan pemateri dari Tim World Class University (WCU) Prof. Triyogi Yuwono dan Prof Badri Munir Sukoco di Ruang VIP AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Rabu (15/3/2023).
Rektor USK Prof Marwan dalam sambutannya mengatakan, salah satu amanat yang harus USK wujudkan dengan statusnya sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN BH) adalah menjadi kampus dengan daya saing global atau world class university.
Baca juga: Polisi Ringkus Penikam Istri di Banda Aceh
Terkait cita-cita tersebut, ungkap Rektor, USK sudah menargetkan untuk masuk 1000 besar QS Ranking dalam waktu 2-3 tahun ke depan.
Rektor mengakui target tersebut memang tidak mudah, namun Rektor optimis karena saat ini sejumlah parameter menujukan USK berada pada jalur capaian tersebut. Misalnya, saat ini jumlah publikasi Q1 Jurnal USK berada di peringkat tujuh nasional.
Untuk itulah, Rektor menyambut baik kegiatan ini dan menyampaikan terima kasih atas kesediaan para pemateri. Karena informasi yang mereka sampaikan, sangatlah berarti dalam upaya kampus ini menuju world class university.
Baca juga: Antisipasi Lonjakan Harga Sembako Pj Wali Kota Sabang Sidak Pasar Jelang Ramadan
“Kita optimis target tersebut bisa tercapai. Oleh karena itu, kegiatan hari ini sangatlah penting untuk memberikan pencerahan bagi kita semua,” ucap Rektor.
Sementara itu, Prof Triyogi menilai perangkingan bagi sebuah perguruan tinggi memang bukanlah tujuan utama. Namun, indikator-indikator perangkingan tersebut dapat menjadi acuan sebuah kampus untuk meningkatkan mutu pendidikannnya.
Untuk itulah, Tim WCU mulai mensosialisasikan strategi untuk mencapai world class university kepada lima kampus PTN BH baru yaitu USK, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Surbaya, dan Universitas Terbuka.
Dirinya mengungkapkan, perangkingan QS World Rangking University berdasarkan 50% persen data dan 50 persen lainnya survey. Adapun rinciannya adalah, untuk survey terdiri dari 30 persen Academic Reputation, 15 persen Employer Reputation dan 5 persen Employment Outcomes.
Lalu untuk data adalah, 20 persen Citation/faculty, 10 persen Faculty/student, 5 persen International Faculty, 5 persen International Students, 5 persen International Research Network dan 5 persen Sustainability.
Selanjutnya, Prof Badri menilai, perangkingan world class university ini tidak hanya meningkatkan reputasi universitas tapi turut meningkatkan nama Indonesia di tingkat global. Pengakuan tersebut sangatlah berarti dalam mendorong daya saing bangsa dan nilai tawar perekonomian Indonesia di dunia.[]