Senyuman Pengusaha Kue Kering Jelang Idul Fitri

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, masyarakat mulai banyak berburu kue kering sebagai hidangan untuk para tamu yang bersilaturrahmi. Usaha kue kering pun menjadi meningkat jelang lebaran.

Baca juga: BI Sumut Serahkan Bantuan Sosial Melalui DD Waspada dan 5 LAZ

ADVERTISEMENTS

Seperti yang dirasakan Erlina, salah seorang ibu rumah tangga yang sudah menjalankan usaha kue kering sejak tahun 2014 di Desa Meunasah Mon Cut, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar.

ADVERTISEMENTS

Ia menyulap dapur rumahnya itu menjadi tempat ia menjalankan usaha pembuatan kue kering, terlihat enam orang perempuan sedang sibuk membuat adona, mengoles kue, dan merapikan beberapa kue di rak panjang yang tersusun rapi.

ADVERTISEMENTS

Baca juga: DPRA Tetapkan Tiga Qanun Prolega Prioritas Sisa 2022

ADVERTISEMENTS

“Alhamdulillah usaha kita menjelang Lebaran ini meningkat hingga 40% dibandingkan hari-hari biasanya,” ucap Erlina, Kamis (6/4/2023).

ADVERTISEMENTS

Ada berbagai macam kue yang ia buat seperti kue nastar, kue coklat, kue putri salju, kue lontong paris, kue sagon, kue good time, dan berbagai macam jenis kue lainnya yang sedang ia kerjakan dengan 6 karyawan lainnya. Erlina memberikan nama usahanya itu dengan namanya sendiri “Win”.

ADVERTISEMENTS

“Kue nastar, kue coklat, dan kue sagon menjadi yang paling banyak diminati masyarakat jelang lebaran,” jelasnya sembari memasukkan kue kedalam oven.

Ia juga mengatakan, penjualan di pertengahan Ramadhan ini masih terbilang normal, namun belanjaan bahan baku kue meningkat dibandingkan sebelumnya. Selama Ramadhan pembuatan kue dapat menghabiskan 30 kilogram tepung dan 15 kilogram mentega.

“Peningkatan penjualan paling tinggi biasanya 10 hari menjelang lebaran,” tuturnya.

Ia mengeluhkan harga bahan baku yang meningkat hingga dua kali lipat. Tetapi Erlina tetap mempertahankan harga yang ia pasarkan. Meski untung yang ia dapat sedikit, namun ia percaya produk kuenya dapat bersaing dengan kualitas terbaik.

Harga kue dijual Rp 50.000 hingga Rp 90.000 perkotak menurut jenisnya. Untuk pemasaran dilakukan dengan cara menitipkan ke toko-toko, membeli langsung, dan melalui pihak kedua.

“Saat ini pemasaran kita hanya sekitaran Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, Insyaallah kalau ada permintaan luar daerah kita juga akan siap mengirimnya,” ucap Erlina.

Erlina bersama 6 karyawannya itu mulai melakukan pekerjaan pembuatan kue dari jam 07.00 hingga jam 17.00 WIB. Saat malamnya ia melapikan sendiri beberapa kue yang akan dijual.

Usaha yang ia geluti tersebut merupakan inisiatif dirinya dalam membantu perekonomian keluarga, hingga sampai saat ini usaha tersebut terus mengalami peningkatan.

Ia menceritakan usaha yang dibangun itu dari modal 3 juta hingga dapat mempekerjakan 6 karyawan. Namun hingga sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah.[]

Exit mobile version