BANDA ACEH – Transaksi via Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk penebusan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Pertamina hingga Selasa (16/5/2023) masih terkendala.
Baca juga: Lewat PUBG Mobile, Putra Aceh Sumbang Emas untuk Indonesia di SEA Games Kamboja
Dampak erornya bank pelat merah itu yang berimbas ke sistem host to host (H2H) di BSI, sehingga sejumlah SPBU di Aceh mengalami kekosongan BBM.
Anggota DPR RI asal Aceh, Rafli Kande, mengatakan kondisi ini sangat dikeluhkan oleh para pengusaha SPBU yang sudah beberapa hari kekosongan BBM.
Bahkan pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) di Aceh Selatan, sudah seminggu ini kekosongan BBM akibat erornya BSI, sehingga berimbas langsung ke nelayan.
Baca juga: Kapal Pesiar Kembali Singgahi Sabang, Kali Ini Bawa 477 Penumpang
Menurut politisi PKS itu, apa yang disampaikan Regional CEO BSI 1 Aceh Wisnu Munandar, yang mengklaim masalah pengusaha SPBU di Aceh yang kesulitan melakukan penebusan minyak ke PT Pertamina telah terselesaikan, itu jelas pembohongan.
Menurut Rafli, ‘pembelaan’ ‘ yang disampaikan Wisnu dengan tujuan untuk menggiring opini publik seolah-olah masalah penebusan minyak dari pengusaha SPBU ke PT Pertamina telah terselesaikan itu sangat berbahaya.
“Nanti ketika di SPBU-SPBU keksongan BBM justru SPBU yang disalahkan. Tapi, kenyataannya masalah penebusan BBM ke Pertamina memang belum selesai, karena sistem host to host di BSI masih terganggu,” ujarnya.
“Kekosongan BBM di SPBU-SPBU di Aceh yang sudah terjadi beberapa hari ini akibat terkendala penebusan dari BSI ke Pertamina akan sangat merugikan masyarakat serta nelayan akibat BBM kosong di SPBUN,” tegas Rafli.
Di sisi lain BSI diminta jujur dengan kendala yang masih dialami, jangan justru memutarbalikkan fakta dan kenyataan di lapangan.
“ehingga penyataan BSI akan menjadi blunder, pungkas Anggota Komisi VI DPR RI, Rafli.[]