EKONOMIFINANSIAL

Wamen BUMN Tegaskan Utang Kereta Cepat Ditanggung PT KAI: Bukan Rakyat

image_pdfimage_print

BANDA ACEH –  Wakil Menteri (Wamen) I Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menegaskan bahwa pembayaran utang atas proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Kereta Cepat WHOOSH Indonesia tidak ditanggung oleh APBN, melainkan menjadi beban tanggungan PT KAI (Persero). 

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Dia menekankan, narasi yang menyebut bahwa utang kereta cepat akan ditanggung rakyat adalah hal yang keliru.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Sumber pembayaran [utang] juga dari tiket, bukan ditanggung rakyat Indonesia, itu juga jadi utang KAI, yang perusahaan sehat. Kalau dibilang ditanggung masyarakat Indonesia narasi keliru. Ada korporasi dan jual tiket,” ujar pria yang akrab disapa Tiko, Senin (9/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Di sisi lain, Tiko juga menyampaikan bahwa besaran bunga pinjaman utang atas pembengkakan biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung direncanakan akan disepakati pada pekan depan. Proses negosiasi akhir besaran bunga pinjaman untuk biaya bengkak proyek kereta cepat masih terus berjalan.

Berita Lainnya:
Dapat Izin Bea Cukai, Airlangga: Sritex Bisa Lanjutkan Ekspor Impor
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Minggu depan harusnya diberesin sekalian kami mau inagurasi yang pas BRI di China, sekalian,” kata Tiko.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Penandatanganan terkait kesepakatan tersebut, kata Tiko, rencananya dilakukan berbarengan dengan peresmian secara hybrid antara Presiden Joko WIdodo (Jokowi) dan Presiden China Xi Jinping. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Sebelumnya, Tiko menjelaskan, saat ini Indonesia telah berhasil menegosiasikan besaran bunga pinjaman itu hingga di bawah 4 persen.

“Final term sheet lagi mau kita keluarkan karena tergantung dari penjaminan. Minggu ini harusnya keluar, tetapi bunganya sekitar 3,6 persen sampai 3,7 persen,” jelas Tiko saat ditemui di Jakarta pada Selasa (3/10/2023).

Adapun, kereta canggih dengan panjang lintasan 142,3 km tersebut awalnya direncanakan menelan biaya sebesar US$6,07 miliar atau sekitar Rp94,1 triliun (kurs Rp15.514). Indonesia mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CBD) untuk proyek tersebut sekitar 75 persen atau sekitar Rp70,5 triliun.

Berita Lainnya:
Sri Mulyani: Kementerian Keuangan Langsung di Bawah Koordinasi Presiden Prabowo

Kendati demikian, dalam perjalanannya proyek ambisius tersebut ternyata mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,6 triliun. Beban cost overrun itu dibagi dua antara China dan Indonesia.

Pihak Indonesia harus membayar sekitar US$720 juta atau setara dengan Rp11,1 triliun. Lagi-lagi pihak CBD memberikan pinjaman dana bagi Indonesia untuk membayar cost overrun tersebut sebesar US$550 juta atau sekitar Rp8,5 triliun dengan bunga 3,4 persen dan tenor 30 tahun. Secara total, utang pihak Indonesia dalam proyek Kereta Cepat mencapai Rp79 triliun.

Sumber: Gelora


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya