INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Serangan Israel Ubah Gaza Jadi Debu, Korban Jiwa Perang Hampir Tembus 1700 Orang

image_pdfimage_print

BANDA ACEH –  Israel menggempur Jalur Gaza pada Selasa, (10/10/2023) dengan serangan terdahsyat dalam 75 tahun sejarah konfliknya dengan Palestina. Serangan Israel menghancurkan seluruh distrik hingga menjadi debu meskipun ada ancaman Hamas untuk mengeksekusi tawanan untuk setiap serangan ke distrik sipil.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Israel telah bersumpah akan melakukan “balas dendam yang besar” sejak kelompok bersenjata Palestina mengamuk di kota-kotanya, meninggalkan jalan-jalan yang dipenuhi mayat, yang merupakan serangan paling mematikan dalam sejarah Israel.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Mereka telah memanggil ratusan ribu pasukan cadangan dan menempatkan Gaza, yang dihuni 2,3 juta orang, di bawah pengepungan total.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Media Israel mengatakan kematian akibat serangan Hamas pada Sabtu, (7/10/2023) telah mencapai 900 orang, kebanyakan warga sipil ditembak mati di rumah, di jalan-jalan atau di pesta dansa gurun pasir.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Puluhan warga Israel dan beberapa orang asing dibawa ke Gaza sebagai sandera. Beberapa diarak di jalan-jalan.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan balasan Israel telah menewaskan setidaknya 770 orang dan melukai lebih dari 4.000 orang. Serangan udara, yang merupakan serangan terberat yang pernah ada, semakin intensif pada Selasa malam, mengguncang tanah dan menimbulkan asap serta api ke langit pagi.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

PBB mengatakan lebih dari 180.000 warga Gaza kehilangan tempat tinggal, banyak di antaranya berkerumun di jalan atau di sekolah. Pengeboman menutup jalan bagi kru darurat.

Berita Lainnya:
Negara-Negara Muslim: Al-Aqsa Garis Merah Kami!

Di kamar mayat di rumah sakit Khan Younis di Gaza, jenazah dibaringkan di tanah di atas tandu dengan nama tertulis di perut mereka. Petugas medis meminta para kerabat untuk segera mengambil jenazah karena tidak ada lagi ruang untuk jenazah.

Ada banyak korban jiwa di bekas bangunan kota yang dihantam saat digunakan sebagai tempat penampungan darurat.

“Ada banyak sekali orang yang mati syahid, orang-orang masih berada di bawah reruntuhan, beberapa teman menjadi syahid atau terluka,” kata Ala Abu Tair, (35), yang mencari perlindungan di sana bersama keluarganya setelah melarikan diri dari Abassan Al-Kabira di dekat perbatasan. “Tidak ada tempat yang aman di Gaza, seperti yang Anda lihat, serangan terjadi di mana-mana.”

Radwan Abu al-Kass, seorang instruktur tinju dan ayah tiga anak, mengatakan dia adalah salah satu orang terakhir yang mengevakuasi gedung lima lantai di distrik Al Rimal setelah daerah tersebut diserang. Dia akhirnya pergi ketika sebuah rudal menghantam gedung tersebut, yang dihancurkan oleh serangan yang lebih besar setelah dia keluar.

“Seluruh distrik baru saja terhapus,” katanya.

Tiga jurnalis Gaza tewas ketika sebuah rudal Israel menghantam sebuah gedung saat mereka berada di luar untuk meliput, sehingga jumlah jurnalis yang terbunuh menjadi enam. Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk mengatakan warga sipil menjadi korban dalam serangan terhadap blok menara, sekolah dan gedung PBB.

Berita Lainnya:
Gawat, Pencaplokan Gaza Oleh Israel Sudah Dimulai

“Hukum humaniter internasional sudah jelas: kewajiban untuk selalu berhati-hati untuk menyelamatkan penduduk sipil dan benda-benda sipil tetap berlaku selama serangan terjadi,” katanya.

Di Israel, masih belum ada penghitungan resmi lengkap mengenai korban tewas dan hilang akibat serangan Sabtu. Di kota selatan Be’eri, di mana lebih dari 100 jenazah telah diambil, para sukarelawan yang mengenakan rompi kuning dan masker wajah dengan khidmat membawa korban tewas keluar rumah dengan tandu.

Jejak darah yang panjang dan lebar mengalir di sepanjang lantai sebuah rumah tempat mayat-mayat diseret ke jalan dari dapur yang berlumuran darah dan berserakan dengan perabotan yang terbalik.

“Hal yang paling saya inginkan adalah bangun dari mimpi buruk ini,” kata Elad Hakim, seorang penyintas festival musik di mana Hamas membunuh 260 pengunjung pesta saat fajar. “Semuanya begitu menakjubkan, pesta terbaik yang pernah saya hadiri dalam hidup saya, hingga… dari surga ke neraka, dalam satu detik.”

Langkah Israel selanjutnya bisa berupa serangan darat ke Jalur Gaza, wilayah yang ditinggalkannya pada 2005 dan terus diblokade sejak Hamas mengambil alih kekuasaan di sana pada 2007. Pengepungan total yang diumumkan pada Senin, (9/10/2023) bahkan akan menghalangi makanan dan bahan bakar untuk mencapai jalur tersebut.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya