Sumardi mengaku termasuk yang kecewa dengan sikap Luhut yang langsung melempem. Sebagai sohib sesama Akabri 1970 dia menilai kapasitas Luhut sangat layak untuk menjadi wapres. “Kenapa tidak running jadi cawapres,” tanya Sumardi dalam sebuah kesempatan. Dengan berseloroh sohibnya itu menjawab, “Mas, aku ini terlambat mengucapkan syahadat.” Keduanya lantas tergelak.
Toh begitu, di kabinet Presiden Joko WIdodo dia menjadi menteri paling dipercaya. Dia mengemban berbagai tugas dan jabatan. Kalau dalam kalimat Yenny Wahid, “Pak Luhut seolah memainkan peran sebagai Mahapatih.”
Sepak terjang Luhut merangkai banyak jaringan Politik dan kekuatan ekonomi global bagi kepentingan Republik ini, adalah legacy hebat yang akan ditinggalkannya, laksana Ptih Gajah Mada, yang menyatukan Nusantara. (*)
Sumber: Gelora