BANDA ACEH – Seorang pejuang infanteri Ukraina yang berada di garis depan perang Rusia mengecam standar ganda Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam merespons serangan Israel ke wilayah Gaza, Palestina.
Prajurit infanteri yang tak diketahui namanya itu mengatakan ketika Zelensky menyebut para pejuang Hamas yang mempertahankan wilayahnya dari pendudukan Israel sebagai teroris, maka sebenarnya Ia sedang menunjuk tentaranya sendiri sebagai teroris.
“Jika orang-orang Palestina yang mencoba untuk memulihkan tanah yang mereka tempati adalah teroris, maka Ukraina juga teroris,” kata prajurit tersebut dalam rekaman video yang diunggah Quds News Network, dikutip Jumat, 13 Oktober 2023.
Zelensky dalam sebuah pernyataan di Majelis Parlemen NATO, pada Senin, 9 Oktober 2023, mengecam serangan Hamas ke komunitas Israel di perbatasan Gaza. Ia menyebut Hamas sebagai organisasi teroris.
Pun, dengan Rusia. Menurutnya, Rusia sama kedudukannya dengan Hamas, yang melakukan invasi ke Ukraina. Bedanya, Hamas adalah organisasi teroris. Sedangkan Rusia adalah negara teroris.
“Satu-satunya perbedaan adalah bahwa ada organisasi teroris yang menyerang Israel dan ada negara teroris yang menyerang Ukraina. Niat yang dikemukakan berbeda-beda, tetapi hakikatnya sama,” kata Zelensky dilansir AP.
Ia mendukung Israel mempertahankan wilayahnya dari serangan Hamas. Baginya, Israel punya hak untuk melawan serangan militan Hamas yang mengusik pertahanan wilayahnya.
“Hak pertahanan Israel tidak dapat disangkal,” kata Zelensky “Teror selalu merupakan kejahatan, tidak hanya terhadap satu negara atau korban tertentu, tapi terhadap kemanusiaan secara keseluruhan,”
Selain Zelensky, para pemimpin negara Barat juga mengecam serangan Hamas dan mendukung Israel. Presiden AS Joe Biden dan PM Inggris Rishi Sunak terang-terangan mendukung Israel, bahkan siap mengerahkan alutsistanya ke Israel.
“Israel mempunyai hak untuk membela diri—hari ini dan di masa mendatang. Uni Eropa mendukung Israel,” kata Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen
Para pengguna media sosial mengkritik standar ganda para pemimpin Barat merespons perang Israel vs Hamas di Gaza. Para pemimpin Barat mengutuk invasi Rusia, serta memuji dan menyokong Ukraina untuk mempertahankan wilayahnya dari pendudukan Rusia.
Di sisi lain, respons Barat tidak sama ketika menyaksikan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Gaza, Palestina, selama puluhan tahun. Para pemimpin Barat membela Israel yang melakukan agresi militer ke Palestina.
“Standar ganda yang jelas dalam mendukung terorisme terhadap sasaran sipil di Ukraina…dan mengutuknya oleh warga Palestina,” kata Aaron Bastani, seorang jurnalis di Inggris dalam unggahannya di X.
Diketahui, ketegangan di Timur Tengah membesar setelah pasukan Israel melancarkan serangan militer besar-besaran di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan militer Hamas di wilayah Israel.
Konflik dimulai ketika Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al Aqsa terhadap Israel, yang merupakan serangan mendadak dari berbagai arah, dengan menembakkan roket dan penyusupan ke Israel melalui darat, laut dan udara.
Hamas menyebut serangan itu balasan atas penyerbuan Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur dan kekerasan terhadap warga Palestina yang dilakukan para pemukim Israel.
Sebagai balasan atas serangan Hamas itu, militer Israel meluncurkan Operasi Pedang Besi di Jalur Gaza dan melakukan blokade total Gaza yang meliputi menutup akses makanan, air, bahan bakar minyak, dan aliran listrik.
Sumber: Gelora