Arab Saudi Bekukan Kesepakatan Normalisasi dengan Israel, Pilih Mendekat ke Iran

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (kanan), Presiden Iran Ebrahim Raisi (kiri). FOTO/Kolase. Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEHArab Saudi menunda rencana normalisasi dengan Israel yang didukung oleh Amerika Serikat. Menurut dua sumber yang mengetahui hal ini, keputusan itu diambil Arab Saudi di tengah meningkatnya perang antara Hamas dan Israel.

Konflik Hamas vs Israel itu juga mendorong Arab Saudi untuk terlibat dengan Iran. Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menerima panggilan telepon pertamanya dari Presiden Iran Ebrahim Raisi ketika Riyadh mencoba mencegah perang meluas ke wilayah yang lebih luas.

Kedua sumber tersebut mengatakan bahwa perundingan normalisasi antara Arab Saudi dan Israel yang didukung Amerika Serikat akan tertunda.

Sebelum serangan Hamas, Arab Saudi dan Israel mengatakan bahwa keduanya makin dekat ke kesepakatan baru yang dapat mengubah Timur Tengah.

Namun pendekatan yang mengesampingkan warga Palestina akan berisiko membuat marah masyarakat Arab. Apalagi banyak warga Palestina yang tewas dalam serangan balasan Israel.

Pejuang Hamas membunuh lebih dari 1.300 warga Israel dalam serangan mereka pada 7 Oktober dan lebih dari 1.500 orang terbunuh pada hari Jumat dalam serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza.

Menurut seorang pengamat dari Arab Suadi, Aziz Alghashian, upaya normalisasi Arab Saudi dan Israel masih menjadi hal yang tabu di dunia Arab.

“Perang Hamas Israel ini hanya memperkuat hal itu,” kata Aziz Alghashian dilansir dari Reuters.

Di tengah perang dan banyaknya rakyat Palestina yang kehilangan nyawa, Amerika Serikat tetap mendesak rencana normalisasi Arab Saudi dan Israel. Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa upaya normalisasi “tidak ditunda” namun mengatakan fokusnya adalah pada tantangan-tantangan mendesak lainnya.

Seorang sumber nomor satu mengatakan bahwa Washington telah menekan Riyadh pekan ini untuk mengutuk serangan Hamas. Namun Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan menolaknya.

Sumber: Gelora

Exit mobile version