BANDA ACEH – Lebih dari 320 warga Palestina telah terbunuh dalam 24 jam terakhir, termasuk banyak wanita dan anak-anak yang tewas dalam serangan udara Israel terhadap konvoi yang meninggalkan Kota Gaza.
Meningkatnya jumlah korban jiwa terjadi ketika Israel terus membom Gaza sehari setelah memerintahkan 1,1 juta penduduk untuk menuju ke selatan menjelang serangan darat menyusul serangan Hamas di Israel pekan lalu.
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza telah memperbarui jumlah korban tewas dalam pemboman Israel. Setidaknya 2.215 warga Palestina, termasuk 724 anak-anak, tewas dan 8.714 lainnya luka-luka.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat mengatakan bahwa serangan ke Jalur Gaza “hanyalah permulaan” “Kami menyerang musuh-musuh kami (Hamas) dengan kekuatan yang belum pernah ada, dan saya pastikan bahwa ini hanya permulaan.
Musuh kami baru mulai menanggung akibatnya,” ujar dia dalam pernyataan yang disiarkan di televisi Channel 12 Israel. Netanyahu mengatakan Israel akan mengakhiri pertempuran pada saat yang tepat setelah Hamas dikalahkan.
Dia menekankan bahwa Tel Aviv sedang memobilisasi dukungan internasional besar-besaran untuk operasi itu dan mencatat perkiraan pasokan amunisi dan persenjataan dari Amerika Serikat.
Netanyahu bahkan bersumpah di lebih dari satu kesempatan untuk memberantas gerakan Hamas sejak dimulainya Operasi Badai Al-Aqsa.
Jumlah warga Palestina yang tewas telah meningkat menjadi 1.799 dan sebanyak 6.612 terluka akibat serangan bom sejak Sabtu, termasuk 1.644 anak-anak dan 1.005 wanita, menurut sumber Kementerian Kesehatan pada Jumat.
Konflik dimulai ketika Hamas memulai Operasi Badai Al-Aqsa – sebuah serangan mendadak yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan penyusupan ke Israel melalui darat, laut dan udara.
Hamas mengatakan operasi tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi untuk membalas Hamas dengan menargetkan Jalur Gaza.
Serangan balasan tersebut meluas hingga pemotongan pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang berada dalam blokade yang melumpuhkan sejak tahun 2007
Sumber: Gelora