NASIONAL
NASIONAL

Tak Ada Jalur Instan bagi Kader PDIP Raih Jabatan Politik, Said Abdullah: Kami Tak Sediakan Perangkonya

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Tidak ada jalan instan bagi setiap kader PDI Perjuangan terkait penugasan jabatan Politik. Semua kader menjalani proses dari bawah dan panjang, bahkan berliku.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

“Jalan berliku itu juga yang ditempuh oleh Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri), Mbak Puan Maharani, Mas Ganjar Pranowo, termasuk Presiden Joko WIdodo saat ini,” ucap Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (16/10).

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Lanjut Said, proses dari bawah ini merupakan jalan untuk menggembleng setiap kader untuk mendapatkan pengalaman politik yang panjang. Pengalaman panjang akan menjadi ilmu kehidupan untuk mematangkan setiap kader.

Berita Lainnya:
Idrus Marham Ingatkan Semua Pihak Tak Lagi Persoalkan Kepemimpinan Bahlil sebagai Ketum Golkar
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Said menegaskan, PDIP tidak mengenal penugasan instan dan kilat, karena keselamatan rakyat yang dipertaruhkan.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Jika tetap memaksakan jalur kilat, PDI Perjuangan tidak menyediakan ‘perangkonya’,” tegas Said.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Menurut Said, PDIP merasa terhormat ada banyak kader yang berproses dan tumbuh besar di partai mereka. Karena makna kebesaran bagi PDIP adalah tumbuh bersama, menjalankan jiwa gotong royong, serta bahu membahu membesarkan partai, dan bukan membesarkan diri sendiri.

Berita Lainnya:
Endorsement Efektif Jika Anies Turun Kampanye
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Lebih lanjut, Ketua Badan Anggaran DPR RI juga menegaskan, partai politik punya tanggung jawab politik-konstitusional untuk mengajukan capres dan cawapres sebagaimana yang diatur oleh konstitusi. Namun, fokusnya bukan sekadar pada aturan, apalagi utak-atik aturan.

Pasalnya, diperlukan kematangan dalam kepemimpinan karena ada tanggung jawab sekaligus risiko besar di pundak pemimpin nasional. 

Sumber: Gelora


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya